kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.239.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

BSI Perluas Inklusi melalui Inovasi Digital


Sabtu, 04 Oktober 2025 / 08:14 WIB
BSI Perluas Inklusi melalui Inovasi Digital
ILUSTRASI. BSI mengungkapkan sejumlah strategi untuk menjawab pergeseran preferensi nasabah dalam menggarap potensi besar pasar keuangan syariah


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memaparkan sejumlah strategi untuk menjawab pergeseran preferensi nasabah dalam menggarap potensi besar pasar keuangan syariah di Indonesia.

Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, Indonesia saat ini bukan hanya negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tetapi juga menjadi kontributor terbesar kedua aset perbankan syariah di Asia-Pasifik, yakni 13%.

Namun, kata Anggoro fenomena yang terjadi bahwa selama lebih dari 10 tahun, penetrasi market share industri perbankan syariah Indonesia relatif stagnan di bawah 5%.

"Kehadiran BSI sejak 2021 lalu membuktikan bahwa dengan adanya bank syariah dengan aset yang besar mampu mendorong peningkatan penetrasi pasar keuangan syariah meningkat 7%-8%," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (3/10/2025).

Baca Juga: Penyaluran FLPP BSI Lewati Target, Kuota 2025 Ditambah 5.000 Unit

Anggoro menambahkan, peningkatan ini juga didukung perubahan perilaku masyarakat yang semakin rasional. Riset menunjukkan segmen nasabah "Universalist" dan "Rationalist", yang memilih bank syariah berdasarkan keunggulan fungsional dan manfaat produk, telah meningkat dari 46,2% pada 2014 menjadi 59,1% pada 2024.

Pergeseran ini adalah sinyal kuat bahwa nasabah kini menuntut layanan syariah yang kompetitif dan modern. Untuk itu, penguatan digital menjadi hal dasar untuk mendorong penetrasi produk dan layanan keuangan syariah.

Dia menambahkan kondisi di Indonesia juga sejalan dengan tren global bahwa cashless sekarang ini adalah sebuah transformasi. 

"Untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang memilih layanan syariah dan sejalan dengan tuntutan digital, BSI sebagai bank syariah terbesar bertransformasi menyediakan layanan digital baik untuk individu maupun institusi," jelasnya.

Termasuk kata Anggoro mendigitalisasi layanan bank emas yang baru saja dilaunching tahun ini melalui aplikasi BYOND by BSI. Melalui BYOND by BSI, nasabah dapat bertransaksi dari sisi finansial, sosial dan juga melakukan kegiatan spiritual. Sementara BEWIZE by BSI adalah transformasi cash management BSI untuk nasabah institusi.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan inovasi adalah tuntutan di dalam penyediakan instrumen keuangan syariah.

Baca Juga: Dalam 4 Tahun Sejak Didirikan Jumlah Nasabah BSI Tercatat Capai 22 Juta Nasabah

Menurutnya. layanan keuangan yang didasari oleh faktor keimanan ini sejatinya tak hanya bertujuan profit tapi juga aspek sosial seperti pendidikan dan lainnya.

"Ekonomi syariah dan lembaga keuangan syariah memiliki tujuan mensejahterakan umat" kata dia. 

Perry mengungkap ada lima tantangan yang harus dijawab untuk mendorong pertumbuhan penetrasi produk keuangan syariah.

Pertama, produk yang kompetitif dan menjawab kebutuhan pasar. Kedua, Pricing. Sejatinya, pricing instrumen keuangan syariah harus menggambarkan misi komersial tapi juga sosial.

Ketiga, Transaksi digital dan channel kemudahan mengakses produk dimanapun dan kapanpun. Keempat, kolaborasi antar jasa keuangan dan pemerintah. Kelima, likuiditas di pasar modal.

Sekjen IFSB Ghiat Shabsigh memaparkan mengenai Islamic liquidity yang saat ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan lembaga keuangan syariah di dunia juga menuntut adanya inovasi dan kreativitas melibatkan seluruh stakeholder. 

Sejalan yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengatakan kesiapan Bank Syariah Indonesia untuk menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional melalui digitalisasi dan juga inovasi instrumen keuangan syariah, salah satunya sukuk.

Bahwa BSI aktif dalam mendukung likuiditas di pasar modal syariah melalui sukuk. Selain aktif menerbitkan sukuk berkelanjutan ESG Rp8 triliun dan mendapat animo sangat baik subscribed lebih dari 100%, BSI juga menawarkan produk-produk investasi dalam bentuk sukuk kepada investor retail baik melakui pasar primer maupun sekunder.

Baca Juga: Pembiayaan Bisnis Emas BSI Melesat 88,25% per kuartal II 2025

BSI juga aktif dalam wakaf linked sukuk untuk program kemaslahatan umat. Melalui pasar primer, BSI memiliki mobile banking BYOND by BSI untuk mendemokratisasi kebutuhan investasi nasabah melalui penerbitan sukuk yang dikeluarkan Pemerintah. 

‘’Digitalisasi adalah salah satu fokus perusahaan untuk memperluas inklusi keuangan syariah yang saat ini masih terpaut jauh dari hasil survey literasi produk dan keuangan syariah," imbuhnya. 

Sejalan dengan itu, BSI juga fokus pada keamanan nasabah, good corporate governance (GCG) dan terus beradaptasi terhadap dinamika teknologi IT dan kecerdasan buatan (AI) yang mendukung kemudahan dan kemajuan perbankan syariah.

Selanjutnya: Ini 8 Kode Penting Smartfren untuk Periksa Pulsa hingga Kuota Offline

Menarik Dibaca: Promo HokBen x Bank Saqu Oktober 2025, Nikmati Menu Favorit Cashback sampai 50%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×