kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

BTN dan Bank Jatim optimistis NIM akan terangkat di 2019


Minggu, 28 April 2019 / 15:13 WIB
BTN dan Bank Jatim optimistis NIM akan terangkat di 2019


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki babak baru di tahun 2019, sejumlah bankir optimistis margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) bakal membaik. Sebab, sebagian besar bank menyatakan sudah mulai menyesuaikan bunga kredit secara bertahap pasca bunga simpanan meningkat di tahun lalu akibat kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Ambil contoh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang meyakini NIM akan terkoreksi di tahun 2019. Pasalnya, per kuartal I-2019 NIM BTN sempat mengalami penyusutan cukup dalam secara tahunan dari 4,21% menjadi hanya sebesar 3,63% atau turun 58 basis poin (bps). 

Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso menjelaskan penurunan NIM itu disebabkan oleh ketatnya likuiditas perusahaan sehingga meningkatkan beban bunga.

Memang, bila merujuk laporan keuangan BTN pada kuartal I-2019, beban bunga perusahaan meningkat drastis dari Rp 2,9 triliun menjadi sebesar Rp 4,02 triliun atau naik 38,17% secara year on year (yoy). Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibanding pendapatan bunga yang diperoleh BTN pada periode yang sama sebesar 21,69% yoy menjadi Rp 6,42 triliun.

"Realisasi atas beban bunga melebihi target yang ditetapkan, sebagai akibat pemenuhan rasio likuiditas pada akhir tahun yang banyak didominasi oleh deposito," ujar Mahelan kepada Kontan.co.id, Jumat (27/4) malam.

Namun, ia mengatakan kalau saat ini BTN sudah mulai merekomposisi dan melepaskan sebagian besar deposito. Terutama yang telah jatuh tempo, pada suku bunga yang lebih rendah dan fokus pada peningkatan dana murah (current account and saving account/CASA).

Wajar kalau beban bunga BTN meningkat, sebabnya sebanyak 55,26% dari total dana pihak ketiga (DPK) BTN merupakan deposito yang naik 20,13% yoy menjadi Rp 119,26 triliun.

Di samping itu, kendati belum memutuskan untuk menaikkan suku bunga kredit, BTN optimistis tetap bisa menggenjot pendapatan bunga. "Pendapatan bunga BTN di kuartal I 2019 masih sesuai dengan target kami," terangnya. 

Dus, tahun ini bank bersandi bursa BBTN ini memperkirakan rasio NIM akan naik menjadi 4%.

Serupa dengan BTN, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga mencatatkan penurunan NIM di kuartal I-2019 sebanyak 5 bps menjadi 6,52%. Meski begitu, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha mengatakan posisi tersebut masih terbilang aman.

Alasannya, kendati NIM menurun, pertumbuhan pendapatan bunga bersih Bank Jatim atau net interest income (NII) masih membaik dengan pertumbuhan 12,06% yoy menjadi Rp 979,87 miliar.

Posisi NIM Bank Jatim masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri sebesar 4,9% di akhir Februari 2019 lalu. "Kuncinya untuk NIM adalah menjaga CASA dan menjaga biaya dana (cost of fund)," katanya.

Ia juga mengatakan, kecenderungannya pada kuartal II-2019 NIM akan membaik seiring dengan promosi yang dilakukan. Hingga akhir 2019 ini, Bank Jatim meramal NIM akan tetap bertengger di atas 6,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×