Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Melalui proses transformasi bisnis, Bank Tabungan Negara (BTN) mengincar perolehan laba hingga Rp 2 triliun di tahun ini. Target tersebut tumbuh 28,2% jika dibandingkan dengan pencapaian laba di akhir tahun lalu yang sebesar Rp 1,56 triliun.
Adapun hingga kuartal I lalu, BTN sudah membukukan laba sebesar Rp 341 miliar. Maryono, Direktur Utama BTN berharap, penetapan target laba tersebut bisa semakin memperkuat permodalan BTN untuk mengikuti aturan basel III.
"Kuartal I, rasio kecukupan modal kami mencapai 15,74%. Dengan memperlambat penggunaan modal dan mempercepat pertumbuhan, kami yakin bisa tercover hingga 2017," imbuh Maryono, Rabu (7/5).
Maryono menegaskan, BTN akan tetap menjadi bank fokus dalam penyaluran kredit perumahan, khususnya perumahan bersubsidi. Namun Maryono tidak melepaskan kredit perumahan non-subsidi yang saat ini berporsi 55% terhadap kredit perumahan BTN. Apalagi, dia mengaku, market share kredit perumahan non subsidi BTN mencapai angka 24%.
BTN, lanjut Maryono, juga akan masuk ke dalam bisnis korporasi. Di sini, BTN akan menggandeng perusahaan-perusahaan dalam penyediaan rumah bagi para karyawannya. "Tidak hanya swasta, tapi perusahaan BUMN juga terutama yang terkait properti dan tanah. Intinya, kami harus bisa terus lakukan sinergi," jelas Maryono.
Selain mengandalkan bisnis, BTN juga tetap mempertahankan pemenuhan dana melalui obligasi dan sekuritisasi. Semester I ini, BTN berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun untuk kebutuhan refinancing obligasi yang akan jatuh tempo. Menurut Maryono, dengan pelunasa obligasi itu, maka akan menurunkan biaya dana.
Sementara, BTN masih akan menunggu hingga semester II nanti untuk menggelar sekuritisasi. Sayang, Maryon belum menyebutkan target dana yang bisa dihimpun dari aksi sekuritisasi tersebut. "Sekuritisasi jadi prioritas ke dua. Mungkin kami lakukan di semester II," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News