kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BTN menilai perlambatan dana valas masih wajar


Jumat, 13 April 2018 / 14:38 WIB
BTN menilai perlambatan dana valas masih wajar
ILUSTRASI. BTN


Reporter: Yoliawan H | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menilai pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dalam bentuk valuta asing (valas) yang masih melambat di bulan Februari 2018 masih wajar. Pasalnya, berdasarkan data uang beredar Bank Indonesia (BI) DPK ini hanya menurun 0,5% year on year (yoy) menjadi Rp 696,2 triliun.

Turunnya DPK valas ini disumbang terbesar dari penurunan dana tabungan valas sebesar 7,5% yoy menjadi Rp 119,4 triliun. Untuk deposito dan giro masih tumbuh walaupun tipis masing-masing sebesar 1,3% yoy dan 0,8% yoy.

Budi Satria, Direktur BTN menjelaskan, penurunan ini masih terbilang wajar dan tidak terlalu besar yakni 0,5%. Menurutnya, penggunaan dana valas biasanya untuk keperluan membayar utang valas.

“Di BTN sendiri dana valas masih tidak besar. Itu karena kita tidak masuk dalam pembiayaan valas,” ujar Budi saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (13/4).

Selain itu, pun Budi menjelaskan, kondisi ini menunjukan kepercayaan masyarakat terhadap rupiah masih cukup baik. Masyarakat masih banyak yang percaya diri dalam menyimpan uang rupiah. Dana valas di BTN sendiri dinilainya masih tidak terlalu besar yakni hanya 5% dari total DPK perseroan.

Sebagai gambaran, hingga Februari 2018, DPK yang telah dihimpun BTN mencapai Rp 175,99 triliun. Angka tersebut tumbuh 21,36% yoy dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp 145,01 triliun. Dengan kata lain, DPK valas BTN per Februari hanya sekitar Rp 8,79 triliun atau 5% dari total DPK.

Pun, Budi menambahkan, pemeringkat Moody’s yang menaikkan rating Indonesia menjadi Baa2 membuat tingkat kepercayaan masyarakat kepada simpanan rupiah menjadi lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×