Reporter: Yoliawan H | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menilai pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dalam bentuk valuta asing (valas) yang masih melambat di bulan Februari 2018 masih wajar. Pasalnya, berdasarkan data uang beredar Bank Indonesia (BI) DPK ini hanya menurun 0,5% year on year (yoy) menjadi Rp 696,2 triliun.
Turunnya DPK valas ini disumbang terbesar dari penurunan dana tabungan valas sebesar 7,5% yoy menjadi Rp 119,4 triliun. Untuk deposito dan giro masih tumbuh walaupun tipis masing-masing sebesar 1,3% yoy dan 0,8% yoy.
Budi Satria, Direktur BTN menjelaskan, penurunan ini masih terbilang wajar dan tidak terlalu besar yakni 0,5%. Menurutnya, penggunaan dana valas biasanya untuk keperluan membayar utang valas.
“Di BTN sendiri dana valas masih tidak besar. Itu karena kita tidak masuk dalam pembiayaan valas,” ujar Budi saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (13/4).
Selain itu, pun Budi menjelaskan, kondisi ini menunjukan kepercayaan masyarakat terhadap rupiah masih cukup baik. Masyarakat masih banyak yang percaya diri dalam menyimpan uang rupiah. Dana valas di BTN sendiri dinilainya masih tidak terlalu besar yakni hanya 5% dari total DPK perseroan.
Sebagai gambaran, hingga Februari 2018, DPK yang telah dihimpun BTN mencapai Rp 175,99 triliun. Angka tersebut tumbuh 21,36% yoy dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp 145,01 triliun. Dengan kata lain, DPK valas BTN per Februari hanya sekitar Rp 8,79 triliun atau 5% dari total DPK.
Pun, Budi menambahkan, pemeringkat Moody’s yang menaikkan rating Indonesia menjadi Baa2 membuat tingkat kepercayaan masyarakat kepada simpanan rupiah menjadi lebih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News