Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan penyaluran KPR sejak 1976 hingga pertengahan tahun ini mencapai kurang lebih 5 juta unit. Dari jumlah tersebut, 3,9 juta unit di antaranya merupakan KPR Subsidi dengan nilai penyaluran KPR sebesar Rp 209,7 triliun.
Dengan pencapaian tersebut, Bank BTN menjadi penguasa pangsa pasar KPR Subsidi . Per Maret 2022 BTN memegang 38,5% pangsa pasar KPR sementara di segmen KPR Subsidi BTN menguasai 84,5% pasar.
Oleh sebab itu, Kementerian PUPR memberikan penghargaan sebagai Bank penyalur KPR Subsidi terbanyak untuk semua segmen kepada Bank BTN. Lantaran, Komitmen BTN dalam membantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) diwujudkan dengan penyaluran KPR Subsidi berkolaborasi dengan para pengembang.
Baca Juga: Tutup 39 Kantor Cabang, BTN Akan Buka 26 Kantor Cabang Pembantu Sepanjang Tahun 2022
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan, Basuki Hadimuljono menegaskan, pemerintah tetap berkomitmen mewujudkan hunian layak dan terjangkau, diantaranya dengan memastikan anggaran subsidi untuk program pembiayaan rumah subsidi.
“Pemerintah memastikan FLPP terus naik dengan Mitra BTN ini dimana tahun depan anggaran yang disediakan pemerintah untuk FLPP sebanyak 220.000 unit, secara keseluruhan bantuan Pemerintah untuk perumahan naik dari Rp 29 triliun tahun ini menjadi Rp 34 triliun tahun depan,” kata Basuki dalam keterangan tertulis, Jumat (26/8).
Pada Hari Perumahan Nasional, Menteri mengajak generasi muda untuk membeli rumah misalnya rumah dengan sistem Transit of Development (TOD).
“Kalau TOD beli rumah dapat kereta api, jadi punya rumah setiap saat dijemput kereta api, yang kedua kalau mengontrak harga pasti naik, sementara kalau cicilan makin lama makin kecil,” kata Basuki.
Basuki mengharapkan ada gotong royong, BTN, REI, Apersi, Himperra dan seluruh pemangku kepentingan di sektor properti.
Sementara itu, Dirjen Perumahan Iwan Suprijanto mengatakan, Hapernas tahun ini secara khusus memberikan apresiasi terhadap praktik-praktik baik di sektor perumahan yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Asosiasi Pelaku Pembangunan Perumahan, serta Perbankan.
"Upaya peningkatan kepemilikan rumah dalam rangka pengentasan backlog tidak hanya menjadi tugas dari Pemerintah Pusat, namun juga perlu kolaborasi dari seluruh stakeholder bidang perumahan, termasuk didalamnya Pemerintah Daerah, perbankan, asosiasi dan pelaku pembangunan, pegiat perumahan dan lembaga filantropi, serta tentunya dibutuhkan pula dukungan dari seluruh masyarakat demi mencapai hunian layak dan terjangkau untuk semua," katanya.
Berdasarkan data Susenas BPS di tahun 2021, tercatat sebanyak 12.750.172 rumah tangga belum memiliki rumah, di mana angka ini berpotensi untuk terus meningkat seiring dengan pertumbuhan rumah tangga baru yang diperkirakan mencapai 700.000 – 800.000 KK setiap tahun.
Baca Juga: Kejar Target Penyaluran KPR, BTN Luncurkan Program Kangen Banget
Untuk itu, Iwan berharap, stakeholder membangun kolaborasi yang lebih sinergis dengan seluruh stakeholder bidang perumahan, serta meningkatkan komitmen bersama dalam menyelesaikan tantangan dan permasalahan perumahan di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo mengucapkan terimakasih atas apresiasi yang diberikan Kementerian PUPR.
Haru menjelaskan, Bank BTN dalam menjalankan mandat sebagai Bank penyalur KPR tidak terbatas hanya pada pembiayaan terhadap supply dan demand perumahan saja. Tetapi juga melalui pelaksanaan program-program yang memudahkan calon konsumen untuk mengakses dan memperoleh fasilitas KPR.
Mulai dari pelayanan KPR online melalui aplikasi BTN Properti, portal rumahmurahbtn dan aplikasi lain dalah ekosistem perumahan digital, pelaksanaan Akad Massal KPR di berbagai daerah, produk KPR yang variatif untuk semua segmen.
“Pada masa yang akan datang kami dalam proses mempersiapkan layanan digital mortgage dalam satu genggaman (mobile app) untuk mempermudah akses masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah dan kebutuhan lainnya, kami akan terus ekspansi bukan saja kepada sektor perumahan, tetapi juga subsektor perumahan, sehingga terbentuk ekosistem perumahan yang sustain dan memberi manfaat maksimal dalam pertumbuhan ekonomi Negara Indonesia,” kata Haru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News