kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BTN yakin kredit tumbuh dobel digit pada 2022, didukung membaiknya pasar properti


Kamis, 09 Desember 2021 / 20:35 WIB
BTN yakin kredit tumbuh dobel digit pada 2022, didukung membaiknya pasar properti


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) optimistis pertumbuhan kredit pada tahun 2022 bisa mencapai double digit ditopang membaiknya pasar properti dan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,2%.

“Perseroan optimistis dengan dukungan pemerintah untuk rumah subsidi dengan skema FLPP yang terus meningkat dan pasar properti non subsidi juga membaik, pertumbuhan kredit kami tahun depan bisa double digit antara 10%,” kata Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo dalam keterangan resminya, Kamis (9/12).

Hingga semester I-2021 pertumbuhan kredit mencapai 2% dan sampai kuartal III ada peningkatan sebesar 6% dan sampai akhir tahun pertumbuhannya sudah di atas rata rata perbankan. 

Haru bilang, peningkatan tersebut didukung oleh pembiayaan rumah subsidi yang juga menjadi fokus BTN. 

Pertumbuhan kredit BTN hingga kuartal III tersebut ditopang dari penyaluran KPR subsidi yang  tumbuh hingga 10% -11%.

Lebih lanjut, BTN juga akan menyasar kelas menengah yang memiliki penghasilan di atas masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan harga rumah diatas Rp 200 juta sampai Rp500 jutaan dengan potensi pembiayaan KPR cukup besar dan tahun 2022.

Baca Juga: Kredit BTN tumbuh 6,06% yoy per Oktober 2021 ditopang bisnis KPR

“BTN juga akan memfokuskan kepada kelas menengah atas MBR dengan harga rumah diatas Rp 200 juta dan di bawah Rp 500 juta,” ungkap Haru. 

Haru menjelaskan adanya kebijakan pemerintah mengenai insentif pajak (PPN) rumah di bawah Rp 2 miliar, kebijakan Loan to Value (LTV) dan program lainnya berdampak positif untuk sektor perumahan terutama juga kelas menengah atas yang mulai meningkat.

Selain itu, BTN juga bekerjasama dengan lembaga-lembaga dan perusahaan yang menyediakan pendanaan murah dan jangka panjang. Salah satunya dengan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), kemudian dengan BP Jamsostek Ketenagakerjaan yang menyediakan pendanaan bagi perumahan.

Adapun tantangan terbesar perbankan dalam pembiayaan perumahan ini adalah masih sedikitnya lembaga keuangan yang menyediakan dana murah dan jangka panjang.

Karena itu, kehadiran BP Tapera sangat membantu dalam pembiayaan perumahan untuk jangka panjang dan stabil. 

“Hadirnya BP Tapera menjawab kebutuhan pendanaan jangka panjang dan tentu stabil dan kami juga berpartner dengan developer,” ujarnya.

Sementara itu Komisioner BP Tapera Adi Setianto menjelaskan saat ini BP Tapera pada tahun 2022 nanti ditugaskan pemerintah mengelola dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan juga mengelola dana Tapera.

Dana Tapera saat ini sudah mencapai Rp 9,4 triliun, dimana Rp 2,7 triliun sudah siap untuk disalurkan kepada para ASN yang ingin memiliki rumah pertama, ataupun juga mau merenovasi rumah. 
Sedangkan dana FLPP yang akan di kelola BP Tapera di perkirakan mencapai Rp22,5 triliun dan dipergunakan untuk 200 ribu unit rumah MBR. "Proyek pertama kami menggandeng BTN sebagai partner,” tutur Adi.

Adi mengakui backlog perumahan di Indonesia masih tinggi mencapai 12,7 juta dan tentunya membutuhkan dana yang cukup besar. Karena itu, BP Tapera juga akan bekerjasama dengan pemerintah Daerah (Pemda) dalam penyediaan rumah MBR ini. 

Sementara itu Founder Of Panangian School Propertiy Panangian Simanungkalit menjelaskan semua mengetahui Bank BTN sejak dulu memang leading untuk sektor perumahan terutama untuk rumah MBR.

Baca Juga: BTN targetkan penjualan lebih dari 1.500 unit hunian lelang di 2021

"Kalau bicara perumahan pasti BTN leading, karena sejak berdiri memang fokus sektor perumahan," ujarnya.

Panangian memprediksi prospek bisnis properti pada tahun 2022 kembali bangkit seiring pemerintah bisa dan mampu mengendalikan COVID-19 di tahun ini.

“Jadi bisnis properti tahun 2022 itu pasti lebih bagus dari tahun 2021, properti itu ibarat seperti lokomotif dengan gerbong. Bila Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan 5,2 % dan sektor properti terutama perumahan bisa tumbuh sampai 15%,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×