Reporter: Mona Tobing | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Bukopin Finance mulai ekspansi demi memperbesar pangsa pasar. Anak usaha Bank Bukopin ini keluar kandang, tidak hanya menyasar nasabah dari induk usahanya, tapi juga masyarakat umum. Manajemen menargetkan, ekspansi itu bisa mendongkrak pembiayaan menjadi sekitar Rp 158 miliar, tumbuh 78% dibandingkan pencapaian tahun 2011.
Bukopin Finance belum terkenal di masyarakat. Soalnya, sejak berdiri tahun 2008, perusahaan pembiayaan ini hanya mencari nasabah melalui debitur Bukopin. "Sekarang kami keluar, mencari nasabah di luar Bukopin terutama yang non-bankable," ujar Chairul Anwar, Direktur Utama Bukopin Finance, akhir pekan lalu.
Hal itu terutama berlangsung di wilayah Sumatra dan Kalimantan. Di kedua wilayah tersebut, banyak pengusaha kecil yang belum terjamah layanan perbankan,. Padahal, mereka membutuhkan dukungan pembiayaan untuk pengembangan bisnis.
Ini sesuai core bisnis Bukopin Finance yang memberi pembiayaan kendaraan niaga, seperti truk. Kendati begitu, perusahaan pembiayaan ini melakukan ekspansi dengan hati-hati. Mereka tidak gencar memperbesar penyaluran pembiayaan. Ini demi menghindari terjadinya kredit macet. Bentuk kehati-hatian itu misalnya, dengan menetapkan uang muka atau down payment (DP) sebesar 30% untuk kendaraan niaga. Ini lebih besar dari ketentuan DP terbaru, hanya 25%.
"Kami juga membatasi pembelian kendaraan maksimal 2 unit per nasabah," jelas Chairul. Selain itu, pembiayaan juga hanya diberikan kepada nasabah yang sudah memiliki kontrak pembelian.
Sementara, untuk menarik nasabah, manajemen siap memberikan bunga murah, hanya 16%-18% per tahun, untuk jangka waktu peminjaman tiga tahun. Bunga tersebut jauh lebih murah dibandingkan multifinance lain, umumnya mematok bunga lebih dari 20% per tahun.
Bukopin Finance bisa memberikan bunga murah, karena mendapat dukungan pendanaan dari induk usahanya. Bank Bukopin juga siap menyuntikkan modal tambahan sebesar Rp 100 miliar untuk mendukung ekspansi ini.
Sumber pendanaan lain, dari Bank Muamalat Rp 50 miliar. Kemudian, channeling dengan empat bank senilai
Rp 125 miliar. "Tahun lalu, channeling dari Bukopin, Bank Syariah Mandiri, Bank Yudha Bakti dan Bank Victoria Rp 70 miliar," ujar Indra Krisna Budi, Direktur Bukopin Finance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News