Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rencana PT Bank Bukopin Tbk untuk mendapatkan investor baru belum terwujud. Pasalnya, Bukopin memperpanjang waktu pelaksanaan penawaran saham umum terbatas IV dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue di tahun ini.
Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin menyampaikan, masa rights issue diperpanjang karena tak sejalan dengan pemegang saham. Penjelasannya, calon investor ingin memiliki saham di Bank Bukopin secara mayoritas yaitu 40%, sementara bank milik Bosowa ini hanya membuka peluang kepemilikan saham secara terbatas.
"Kami masih mengkaji angka rights issue selanjutnya. Yang pasti angkanya akan di bawah Rp 3 triliun," kata Glen, pada acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Bukopin, Selasa (9/5). Sejak tahun 2016, Bukopin telah merencanakan rights issue dengan potensi penyerapan Rp 3 triliun.
Nilai rights issue yang tidak lebih besar dari Rp 3 triliun lantaran rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) telah naik menjadi 17,02% per kuartal I-2017 dibandingkan posisi CAR 15,95% di kuartal I-2016.
Detailnya, total modal Bukopin untuk bank only Rp 11,60 triliun per kuartal I-2017 dengan modal inti Rp 8,64 triliun dan modal pelengkap Rp 2,96 triliun. Sedangkan modal konsolidasi sebesar Rp 12,41 triliun per kuartal I-2017 dengan modal inti Rp 9,35 triliun dan modal pelengkap Rp 3,06 triliun.
"Bukopin akan menjaga rasio CAR pada level 17%-18%," tambahnya. Caranya dengan meningkatkan penyaluran kredit agar memperoleh kenaikan laba bersih. Nah, laba bersih akan ditahan untuk dimasukan ke dalam kantung permodalan Bukopin.
Bank berkode saham BBKP ini membidik pertumbuhan kredit 10% hingga 12% di tahun 2017. Segmen kredit yang akan didorong adalah kredit usaha kecil dan menengah (UKM) dan konsumen. Harapannya, dengan pertumbuhan kredit tersebut dapat menjaga pertumbuhan laba bersih 10% di akhir tahun ini.
Glen bilang, ruang untuk penyaluran kredit masih terbuka lebar karena Bukopin memiliki rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) 75,85% di kuartal I-2017. Kendati rasio LDR masih rendah, namun Bukopin membidik pertumbuhan kredit sesuai arahan regulator.
Bank yang minoritas dimiliki oleh pemerintah ini mencatat kredit tumbuh 7,69% menjadi Rp 67,35 triliun di kuartal I-2017 dibandingkan posisi Rp 62,53 triliun di kuartal I-2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News