Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Bank Bukopin Tbk membukukan pertumbuhan di kuartal I-2017. Ini tercermin dari aset Bukopin yang tumbuh menjadi Rp 111,4 triliun atau meningkat 11,54% dibanding pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp 99,9 triliun.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bukopin, Eko R. Gindo dalam keterangan resminya menyatakan, pada tahun 2017 pihaknya akan tetap konsisten menjalankan strategi untuk tumbuh meski kondisi makro ekonomi masih belum stabil.
Lebih lanjut, Eko menyebut pertumbuhan aset Bukopin di tiga bulan pertama tahun 2017 didukung oleh pertumbuhan dari sisi kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). “Pada kuartal pertama tahun ini, Bukopin berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 72,3 triliun atau tumbuh 7,64% dibandingkan posisi tahun sebelumnya,” ujarnya Kamis, (4/5).
Adapun, pertumbuhan kredit tersebut disumbang oleh peningkatan kinerja pada sektor ritel yakni Mikro, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Konsumer. Jika dirinci, total kredit ritel yang disalurkan perseroan berasal dari segmen mikro sebesar 14,68%, segmen UKM sebesar 41,72% dan segmen konsumer 10,56%.
Dari sisi kredit, terpapar kredit mikro tumbuh paling tinggi yakni sebesar 26,27% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 10,6 triliun dengan kredit pensiunan mendomminasi sebanyak 69,60% dari total kredit mikro.
Sementara itu, kredit UKM hanya tumbuh single digit sebesar 6,51% secara yoy dengan total kredit yang disalurkan mencapai Rp 30,1 triliun. Selain itu, kredit konsumer tetap tumbuh 10,82% dari Rp 6,9 triliun di akhir Maret tahun lalu menjadi Rp 7,6 triliun pada triwulan pertama 2017.
Pada periode yang sama, penyaluran kredit komersial bank berkode emiten saham BBKP ini tercatat sebesar 33,03% dari total kredit atau sebanyak Rp 23,9 triliun. Meski begitu, jumlah tersebut tumbuh tipis sebesar 1,42% secara yoy.
Sementara, dari sisi kualitas kredit, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross tecatat naik sebanyak 77 basis poin (bps) dari 3,30% di Maret 2016 menjadi 4,07% pada Maret 2017. Hal yang sama juga terjadi di NPL net naik 42 basis poin secara tahunan menjadi 3,05%. Sumbangan NPL terbesar datang dari kredit ritel yang menyumbang NPL sebesar 4,28% atau naik dibanding tahun sebelumnya 3,43%.
Direktur Utama Bukopin, Glen Glenardi mengatakan tahun ini pihaknya optimistis NPL dapat terjaga di level 3% pada akhir kuartal II 2017. “NPL kami dominan di perdagangan, kedua di konstruksi, tapi kami target selesai di Mei dan Juni 2017,” tuturnya.
Adapun, dari sisi laba, bank milik PT Bosowa Corporindo ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 291 miliar. Pertumbuhan laba ini ditopang dari pendapatan bunga yang tumbuh 2,26% menjadi Rp 2,4 triliun di kuartal I 2017 serta pendapatan operasional lainnya (fee based income) yang naik 7,29% menjadi Rp 346 miliar.
Laba juga didorong oleh meningkatnya DPK sebesar Rp 93,8 triliun atau tumbuh 15,37% secara yoy. Pertumbuhan DPK hingga Maret 2017, didorong oleh kenaikan deposito sebesar 17,55% menjadi Rp 66,3 triliun dan CASA sebesar 10,45% menjadi Rp 27,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News