Reporter: Steffi Indrajana, Roy Franedya | Editor: Test Test
JAKARTA. Akhir tahun lalu, PT Bank Bukopin Tbk menggelar penawaran umum saham terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) sebanyak 286.050.768 saham senilai Rp 112,04 miliar. Hingga 12 Juli lalu, Bukopin baru menggunakan dana sebesar Rp 22,75 miliar atau 20,3% dari total dana rights issue. Sisa sebanyak Rp 89,29 miliar masih "tidur" di Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Direktur Keuangan Bukopin Tri Joko Prihanto dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, dana sebesar Rp 22,479 miliar itu digunakan untuk tiga hal. Pertama, pengembangan dan peningkatan teknologi informasi (TI) sebanyak Rp 3,05 miliar. Kedua, pendirian, perluasan, perbaikan, dan relokasi jaringan kantor Rp 12,08 miliar. Ketiga, peningkatan kualitas sumber daya manusia sebesar Rp 7,62 miliar.
Padahal, dalam prospektus penawaran rights issue Bank Bukopin dana yang dianggarkan untuk pengembangan teknologi informasi sebesar Rp 33,61 miliar. Untuk jaringan kantor sebesar Rp 67,22 miliar. Adapun untuk sumber daya manusia (SDM) sebesar Rp 11,20 miliar.
Ketika dikonfirmasi mengenai realisasi penggunaan dana hasil rights issue yang rendah tersebut, Tri Joko enggan berkomentar. "Nanti akan kami jelaskan dalam paparan kinerja semester I - 2010," elak Tri Joko kepada KONTAN, belum lama ini.
Pada kuartal I - 2010, laba bersih Bukopin tumbuh 16,98% menjadi Rp 113,95 miliar. Bukopin juga bertekad untuk meningkatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) menjadi 17% pada akhir tahun 2010 ini. Hingga akhir Juni 2010, posisi CAR Bukopin berada pada level 16%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News