Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam mengoptimalkan likuiditas, perbankan aktif melakukan transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatatkan volume rata-rata harian PUAB Rupiah kembali melandai ke level Rp10,31 triliun pada Desember 2022 lalu. Adapun suku bunga rata-rata PUAB rupiah pada bulan Desember 2022 berada di level 5,07% PUAB.
Sementara itu, volume rata-rata harian transaksi PUAB valuta asing (valas) turun ke level US$ 187 Juta. Adapun suku bunga rata-rata PUAB valas ada di posisi 4,14%.
“Laju kenaikan suku bunga acuan BI7DRRR yang lebih rendah pada akhir tahun berdampak pada penurunan suku bunga rata-rata PUAB Rupiah. Kondisi likuiditas perbankan masih relatif longgar di tengah meningkatnya kebutuhan likuiditas bank untuk mendukung pemulihan ekonomi,” mengutip Laporan Likuiditas LPS bulan Januari pada Senin (30/1).
LPS memproyeksikan volume aktivitas PUAB masih berpotensi meningkat dalam beberapa bulan ke depan sejalan dengan tren penyaluran kredit. Suku bunga PUAB Rupiah diperkirakan akan naik sejalan dengan meningkatnya volume transaksi dan juga kenaikan bunga acuan dari bank sentral.
Baca Juga: Bank OCBC NISP Catat Laba Bersih Tumbuh 32% Menjadi Rp 3,3 Triliun Pada 2022
“Pada saat yang sama, suku bunga PUAB valas juga potensial terus berlanjut naik sejalan kenaikan suku bunga kebijakan offshore yang lebih agresif. Kenaikan volume aktivitas PUAB menjadi indikasi meningkatnya aktivitas pengelolaan likuiditas bank dalam jangka pendek yang disebabkan peningkatan kebutuhan untuk kredit dan aktivitas nasabah,” tambah LPS.
Regulator perbankan ini menyebut bank sentral akan terus berupaya menjaga level likuiditas yang memadai di pasar uang antar bank. Tujuannya untuk memastikan bank tetap mampu menjalankan fungsi intermediasinya secara optimal.
Memang, Bank Indonesia (BI) memastikan likuiditas perbankan akan tetap memadai di 2023. Adapun rasio likuiditas perbankan berdasarkan loan to deposit ratio (LDR) berada di level 80,94% per Oktober 2022. Sedangkan LDR perbankan pada November 2022 kembali sedikit longgar ke posisi 79,6%.
Di sisi lain, dalam memenuhi likuiditas, perbankan juga bisa mengoptimalkan dana pihak ketiga (DPK) maupun dana non DPK. Adapun pendanaan non DPK ini bisa bank dapatkan bersumber dari kewajiban kepada bank lain, surat berharga yang diterbitkan, dan pinjaman diterima.
Pada November 2022, sumber dana non DPK meningkat sebesar 29,50% year on year (YoY). Pencapaian ini lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 28,78%.
Baca Juga: BCA Siapkan Dana Rp 2 Triliun-Rp 3 Triliun untuk Ekspansi Anorganik
Pertumbuhan tersebut dikontribusikan dari kenaikan pinjaman diterima sebesar Rp 86,06 triliun dibanding tahun sebelumnya. Lalu kenaikan surat berharga yang diterbitkan dan kewajiban kepada bank lain masing-masing sebesar Rp 51,63 triliun dan Rp 6,50 triliun.
“Pendanaan non DPK perbankan diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini diharapkan dapat menjadi alternatif sumber likuiditas sekaligus memenuhi peningkatan penyaluran kredit. Sentimen positif kinerja rentabilitas dan permodalan perbankan sepanjang tahun 2022 dapat menjadi faktor pendorong perbankan untuk meningkatkan akses ke pasar modal,” tambah LPS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News