Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bankir mengakui bahwa ke depan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan akan menurun. Hal ini seiring kenaikan bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Margin menurun ini karena dengan kenaikan bunga acuan maka bank harus menaikkan suku bunga deposito. Dengan naiknya bunga deposito ini maka biaya dana naik.
Karena transmisi kenaikan bunga deposito ke kredit cukup lama maka ini bisa mengurangi margin bank dalam jangka menengah.
Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Central Asia (BCA) bilang, penurunan margin ke depan tidak dapat dikendalikan. "Kami targetkan sampai akhir tahun bisa menjaga margin diangka yang sama," kata Vera kepada kontan.co.id, Senin (27/8).
Untuk mengompensasi penurunun margin ini diperlukan alternatif pendapatan seperti pendapatan non bunga. Selain itu, penting bagi bank untuk melakukan efisiensi.
BCA mencatat, agar margin bisa dijaga maka cost to income ratio (CIR) harus dijaga diangka 44%. Sebagai gambaran saja sampai Juni 2018, NIM BCA sebesar 5,1%.
Iman Nugroho Soeko, Direktur Bank Tabungan Negara (BTN) mengatakan, NIM BTN di semester I biasanya memang lebih kecil. "Sampai akhir tahun, biasanya NIM akan mengalami kenaikan," kata Iman kepada kontan.co.id, Senin (27/8).
Sebagai gambaran saja, sampai Juni 2018 NIM BTN tercatat sebesar 4,17% atau lebih rendah dibanding periode sama tahun 2017 yakni 4,42%. Sampai akhir 2018, BTN menargetkan NIM sebesar 4,5%-5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News