Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
Tapi di samping itu, Jasmin memandang sejauh ini permintaan deposito di perseroan tetap tinggi. Hanya saja, pertumbuhannya tidak semasif beberapa tahun sebelumnya.
Baca Juga: Suku bunga makin rendah, ini investasi yang diuntungkan
Menurutnya, memang ada pergeseran dana nasabah deposito. Hal ini disebabkan beragamnya pilihan investasi yang lebih menarik, seperti Obligasi atau Sukuk ritel dengan return alias kupon yang lebih tinggi dari deposito.
Contohnya, ORI019 yang terbaru masih memiliki kupon 5,57%, jauh lebih tinggi dari rata-rata bunga deposito perbankan.
Sekadar informasi saja, per akhir 2020 Bank BTN mencatat dana deposito masih tumbuh tinggi 28,77% yoy dari Rp 127,65 triliun di akhir 2019 menjadi Rp 164,37 triliun.
Bukan bank besar saja, Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina) Daniel Budirahyu pun menyerukan hal serupa.
Menurut catatan Daniel, sejak periode Januari hingga Februari 2020 perseroan sudah memangkas bunga deposito sebanyak 50 basis poin.
Baca Juga: Ingin simpan dana di deposito pekan depan? Cek dulu bunga deposito terbaru di bank
Melihat BI memangkas bunga acuan, bisa dipastikan laju penurunan itu akan berlanjut. "Tren penurunan masih akan berlangsung sejalan dengan misi pemerintah untuk menaikkan penyaluran kredit," ujarnya.
Akan tetapi, Bank Ina memandang sejauh ini posisi dana deposito perseroan masih stabil. Ini artinya, belum ada pergeseran dana nasabah ke instrumen lain secara signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News