Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati tren suku bunga tengah naik, tidak membuat bank bergegas menyesuaikan bunga kredit. Ambil contoh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, pihaknya sangat berhati-hati dalam menaikkan suku bunga lantaran dapat menyebabkan pemburukan pada kualitas aset. Atas dasar itu, sampai sejauh ini posisi biaya kredit alias cost of credit (CoC) bank berlogo 46 ini masih terbilang stabil.
BNI mencatat, sampai dengan pertengahan tahun 2018, cost of credit BNI berada di level 1,7%. Membaik bila dibandingkan dengan tahun lalu yang sempat sebesar 1,8% pada semester I 2017.
Karena masih mengukur besaran tingkat bunga kredit yang akan dinaikkan, BNI memproyeksikan sampai dengan akhir tahun ini, cost of credit akan tetap terjaga dengan tren membaik. "Ini dapat dicapai dengan menjalankan strategi perbaikan kualitas aset yaitu berupaya menyalurkan kredit ke sektor prospektif dan rendah resiko," kata Anggoro kepada Kontan.co.id, Senin (9/7).
Lebih lanjut, langkah lain yang dilakukan BNI untuk menjaga kualitas aset yakni dengan melakukan remedial dan restrukturisasi ataas debitur-debitur yang masih mempunyai potensi.
Sebagai gambaran saja, sampai dengan akhir Mei 2018, BNI telah menyalurkan kredit senilai Rp 421,38 triliun. Jumlah tersebut meningkat 12,36% dibanding periode tahun sebelumnya sebesar Rp 375,01 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News