kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.317   10,00   0,06%
  • IDX 7.233   -24,48   -0,34%
  • KOMPAS100 1.065   -7,05   -0,66%
  • LQ45 844   -2,59   -0,31%
  • ISSI 214   -1,99   -0,92%
  • IDX30 434   -1,19   -0,27%
  • IDXHIDIV20 518   -2,00   -0,38%
  • IDX80 122   -0,92   -0,75%
  • IDXV30 124   -0,31   -0,25%
  • IDXQ30 142   -0,53   -0,37%

Bunga Pinjaman Daring Tidak Kompak Turun per 2025, Begini Kata Fintech P2P Lending


Kamis, 23 Januari 2025 / 23:12 WIB
Bunga Pinjaman Daring Tidak Kompak Turun per 2025, Begini Kata Fintech P2P Lending
ILUSTRASI. Bunga pinjaman online (pinjol) atau pinjaman daring tidak semua turun per Januari 2025 meski telah ada aturan yang membatasi.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bunga pinjaman online (pinjol) atau pinjaman daring tidak semua turun per Januari 2025. Padahal, aturan yang ditetapkan Dalam Surat Edaran OJK Nomor 19/SEOJK.06/2023 tentang penyelenggaraan layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi, mengamanatkan untuk diturunkan seluruhnya. 

Adapun dalam Surat Edaran OJK Nomor 19/SEOJK.06/2023 tersebut, rincian bunga pinjol yaitu, untuk sektor produktif sebesar 0,1% per hari kalender dari nilai pendanaan yang tercantum dalam perjanjian, di mana berlaku selama 2024-2026. Kemudian, 0,067% per hari kalender dari nilai pendanaan yang tercantum dalam perjanjian, yang berlaku mulai 2026.

Sementara untuk sektor konsumtif atau pinjaman di bawah setahun, ditetapkan bunga pinjaman sebesar 0,3% per hari kalender dari nilai pendanaan yang tercantum dalam perjanjian. Ini berlaku selama 2024. Selanjutnya, bunga pinjaman sebesar 0,2% per hari kalender dari nilai pendanaan yang tercantum dalam perjanjian, yang berlaku selama 2025.

Terakhir, bunga pinjaman sebesar 0,1% per hari kalender dari nilai pendanaan yang tercantum dalam perjanjian. Aturan bunga ini berlaku mulai 2026.

Baca Juga: 21 Penyelenggara Fintech P2P Lending Miliki TWP90 di Atas 5%, Ini Kata AFPI

Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan tidak semua bunga pinjol turun per 2025. Di mana untuk sektor Produktif, Mikro dan Ultra Mikro, pinjaman lebih dari 6 bulan ditetapkan bunga pinjaman sebesar 0,275% per hari. Sedangkan untuk pinjaman kurang dari 6 bulan bunga pinjamannya mencapai 0,1% per hari, dan untuk sektor Kecil dan Menengah bunganya ditetapkan 0,1% per hari

Sedangkan untuk sektor konsumtif, pinjaman lebih dari 6 bulan, bunga pinjamannya menjadi 0,3% per hari, dan pinjaman dengan tenor kurang dari enam bulan menjadi 0,2% per hari.

Menanggapi hal ini, perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending, Maucash menyampaikan bahwa perusahaan terus mendukung kebijakan dari OJK tersebut dan saat ini Maucash sudah menerapkan kebijakan bunga pinjaman tersebut.

Direktur Marketing Maucash, Indra Suryawan menuturkan bahwa saat ini, Maucash berfokus pada pinjaman produktif. Hal ini lantaran nasabah Maucash mayoritas lebih tertarik pada pinjaman di sektor produktif.

"Sedangkan berkaitan dengan prioritas, Maucash memprioritaskan customer-customer dengan reputasi keuangan yang baik. Di samping customer–customer loyal kami, kami akan tetap memberikan pilihan tenor sesuai aturan OJK dan sesuai dengan kebutuhan customer. Dengan demikian, kami berharap bisa menjadi solusi bagi para customer kami dan juga para pelaku usaha di Indonesia," kata Indra kepada Kontan, Kamis (23/1).

Baca Juga: Yakin Bisnis Makin Cerah, Ini Sektor Menjanjikan di 2025 Versi Astrapay

Selain itu, Indra menyebutkan bahwa Maucash mencatat total pembiayaan produktif mencapai sekitar Rp 5,6 triliun pada Agustus 2024.

Meskipun tidak menyebut angka pasti, perusahaan menargetkan pertumbuhan 25% hingga akhir tahun, target ini lebih tinggi dibandingkan target pada 2023.

Ia menjelaskan, untuk mencapai target tersebut, Maucash akan lebih aktif mempromosikan produk Maumodal di berbagai industri dan membuka kesempatan pendanaan bagi semua sektor yang layak secara kredit.

Lebih jauh lagi, Indra menuturkan, Maucash menyambut tahun 2025 dengan optimistis. Untuk itu, perusahaan akan melanjutkan strategi yang sudah diterapkan pada tahun 2024. Meski begitu, dia menyebutkan bahwa Maucash akan memperdalam penetrasi di dalam industri-industri yang sudah dikerjakan sebelumnya, baik di dalam maupun di luar ekosistem Astra.

"Di samping itu, kami juga melihat ada opportunity yang bisa kami kerjakan di industri-industri lain, sehingga kami akan memperluas jangkauan kami ke industri-industri lain dengan tetap mengedepankan asas prudensi dan kehati-hatian," kata dia.

Baca Juga: Lender P2P Lending Gugat OJK ke PTUN, Begini Tanggapan AFPI

Selaras dengan hal ini, PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia atau Akseleran menyampaikan bahwa tidak meratanya bunga pinjaman per 2025 ini, tidak berdampak pada kinerja perusahaan dan penyaluran pinjaman. Pasalnya, suku bunga yang ditetapkan Akseleran di bawah 0,1% per hari. 

“Akseleran sebenarnya tidak terlalu terpengaruh dengan adanya kebijakan tersebut, walaupun penurunan bunganya tidak merata untuk sektor konsumtif, karena bunga kami memang di bawah 0,1% per hari. Tapi kami mengapresiasi kebijakan OJK, karena bunganya dilakukan pembedaan antara sektor konsumtif dengan produktif,” kata CEO & Co-Founder  PT Akselerasi Usaha Indonesia, Ivan Nikolas kepada Kontan, Kamis (23/1).

Selain itu, Ivan menuturkan bahwa kebijakan suku bunga tersebut juga tidak akan mengubah strategi perusahaan di tahun 2025. Di mana, strategi Akseleran akan memperkuat penetrasi dalam menjangkau penerima pinjaman, baik secara direct sales, maupun secara partnership.

“Kebijakan suku bunga itu memang kami tidak terdampak, jadi enggak ada hubungannya sama strategi Akseleran di tahun 2025 ini,” imbuhnya. 

Baca Juga: Akseleran Sebut Penyaluran Pembiayaan Terbesar Masih di Pulau Jawa

Ivan juga menyebutkan bahwa sepanjang 2024, Akseleran telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 3 triliun. Angka ini tumbuh sekitar 7%, jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencapai Rp 2,8 triliun. 

“Tapi kami sebenarnya berekspektasi penyaluran pinjaman di tahun 2024 bisa lebih besar dari itu. Sayangnya, dilihat dari sisi demand, dari pinjaman memang enggak sekuat yang kita proyeksikan sebelumnya,” tuturnya. 

Ivan menjelaskan, hal tersebut disebabkan oleh Bank Indonesia (BI) yang baru menurunkan suku bunganya menjadi 6% yang sebelumnya sebesar 6,25% pada September 2024, bukan di awal tahun 2024.

Sementara itu, Ivan menyebutkan target penyaluran pinjaman di tahun 2025, mencapai sekitar Rp 3,5 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.

Selanjutnya: Prabowo Instruksikan Tindakan Cepat Tangani Bencana di Pekalongan

Menarik Dibaca: 6 Manfaat Telur Jika Dikonsumsi Setiap Hari, Apakah Aman?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×