kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.782   14,00   0,09%
  • IDX 7.495   15,66   0,21%
  • KOMPAS100 1.160   5,20   0,45%
  • LQ45 920   6,64   0,73%
  • ISSI 226   -0,42   -0,18%
  • IDX30 475   4,07   0,87%
  • IDXHIDIV20 573   5,09   0,90%
  • IDX80 133   0,84   0,63%
  • IDXV30 140   1,19   0,85%
  • IDXQ30 158   1,00   0,64%

CAR perbankan di Indonesia paling tinggi di Asia, baik atau buruk?


Senin, 17 Juni 2019 / 16:29 WIB
CAR perbankan di Indonesia paling tinggi di Asia, baik atau buruk?


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) perbankan di Tanah Air kian tebal. Lihat saja, per akhir 2018 lalu rata-rata CAR perbankan secara industri sudah menembus 23,32%. Posisi tersebut terus merangkak naik, hingga per April 2019 lalu CAR menebal ke level 23,47%.

Bila dibandingkan dengan negara tetangga di wilayah Asia Tenggara, praktis CAR bank di Indonesia paling tinggi. Riset Standard & Poor's (S&P) menunjukkan negara Asean seperti Thailand, Filipina, Singapura dan Malaysia hanya memiliki CAR di kisaran 13,6%-15,8% saja. Sedangkan CAR di China dan India jauh lebih rendah yakni masing-masing 11% dan 10,8% per akhir 2018 lalu.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menilai semakin tinggi CAR perbankan maka akan semakin baik. Sebab, bank tersebut akan punya kapasitas yang lebih besar untuk meminimalisir risiko sekaligus lebih mampu untuk ekspansi.

"Selain itu, bank-bank juga menyiapkan modal juga di tahun ini untuk implementasi PSAK 71 yang diperkirakan akan menggerus CAR sekitar 1%-2%," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (17/6).

Ia menambahkan, CAR yang besar bukan berarti bank ogah-ogahan menyalurkan kredit. Sebab, kencang atau lambatnya fungsi intermediasi perbankan harus dilihat dari sisi likuiditas semisal loan to deposit ratio (LDR).

Memang, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan posisi LDR perbankan sudah menyentuh 93,58%. Padahal rasio permodalan terbilang tinggi. "CAR tinggi tapi LDR tinggi tetap saja susah menyalurkan kredit, modal tidak secara langsung bersinggungan dengan likuiditas," terangnya.

Di Indonesia angka ideal CAR perbankan tidak terlalu nampak. Meski begitu, OJK memang memiliki batasan bawah CAR tersendiri bagi masing-masing perbankan yakni di kisaran 8%-10%. Dari sudut pandang investor, Suria mengatakan bank dengan CAR tinggi mengartikan adanya potensi pertumbuhan yang bisa digali. "CAR besar juga artinya bank itu lebih aman dari risiko, dan tidak semua bank bisa seperti itu," sambungnya.

Sebagai informasi saja, per April 2019 OJK mencatat pertumbuhan kredit perbankan naik sebesar 11,05% yoy. Sementara dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 6,63% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×