kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.445   1,00   0,01%
  • IDX 7.886   84,28   1,08%
  • KOMPAS100 1.105   15,66   1,44%
  • LQ45 799   5,45   0,69%
  • ISSI 270   3,79   1,42%
  • IDX30 414   3,13   0,76%
  • IDXHIDIV20 481   3,65   0,76%
  • IDX80 121   0,81   0,67%
  • IDXV30 133   1,45   1,10%
  • IDXQ30 134   1,23   0,93%

Cegah Kredit Bermasalah, Ekonom: Perbankan Lebih Selektif Salurkan Kredit ke UMKM


Rabu, 03 September 2025 / 12:49 WIB
Cegah Kredit Bermasalah, Ekonom: Perbankan Lebih Selektif Salurkan Kredit ke UMKM
ILUSTRASI. Kredit bermasalah sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mulai memperlihatkan tanda-tanda perbaikan. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kredit bermasalah sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mulai memperlihatkan tanda-tanda perbaikan setelah beberapa waktu terakhir alami kenaikan. Hal ini disebut karena sejumlah bank lebih selektif dalam menyalurkan kredit ke sektor UMKM untuk menghindari kredit macet.

Bank Indonesia (BI) mencatat non performing loan (NPL) atau kredit macet UMKM per Juni 2025 ada di level 4,41% setelah pada bulan sebelumnya atau Mei 2025 masih ada di level 4,49%. Walau demikian secara tahunan atau year on year (yoy) NPL UMKM memang masih terlihat tinggi, di periode sama tahun sebelumnya NPL UMKM berada di level 4,04%.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, faktor perbaikan NPL berasal dari perbaikan kualitas penyaluran kredit dari bank karena lebih selektif memilih UMKM yang punya arus kas baik.

Baca Juga: Kredit Bermasalah UMKM Mulai Turun, Ada Tanda-Tanda Perbaikan?

Bank juga disebut memitigasi risiko pasca berakhirnya restrukturisasi, disertai strategi penagihan yang lebih efektif.

"Tapi tantangannya ini hanya temporer, karena dari sisi debitur UMKM menghadapi tekanan masih rendahnya konsumsi rumah tangga, pelemahan kurs rupiah mempengaruhi biaya bahan baku impor dan mesin, serta efek efisiensi anggaran pemerintah secara tidak terdampak ke omzet UMKM di daerah," ungkap Bhima kepada kontan.co.id, Selasa (2/9/2025).

Menurut Bhima, pemerintah harus mengeluarkan insentif fiskal yang lebih besar beyond KUR ke UMKM, pengadaan barang 30% dari UMKM menurutnya jangan sampai terganggu dengan adanya pemangkasan anggaran.

Selain itu UMKM kata Bhima perlu diproteksi dari impor barang jadi khususnya pakaian jadi dan alas kaki. Pemerintah bisa membantu akses pasar ekspor alternatif ditengah perang dagang, terutama bagi pasar furnitur ke AS -Eropa.

"Soal pajak juga sebaiknya tidak agresif menyasar UMKM, karena di nota keuangan RAPBN 2026 pemerintah mau menyasar perdagangan eceran khawatir UMKM nya bisa tertekan dan NPL naik lagi," katanya.

Baca Juga: BRI Salurkan Pembiayaan kepada UMKM Senilai Rp 1.137,84 Triliun

Sependapat, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan juga mengatakan, sentimen terjadinya perbaikan NPL UMKM adalah karena bank fokus pada penyelesaian atau penurunan kredit bermasalah dan ekspansi kredit lebih selektif sehingga NPL UMKM dapat ditekan pada Juni 2025..

"Tren perbaikan bisa saja berlanjut bila didukung juga dengan daya beli yang semakin membaik," ucap Trioksa.

Trioksa menyarankan agar bank tetap selektif memberikan kredit dan melakukan penagihan intensif untuk kredit-kredit bermasalah.

Selanjutnya: Intip Daftar Negara Tanpa Pajak Penghasilan, Ada Brunei dan Korea Utara

Menarik Dibaca: Platform Isyara Memudahkan Masyarakat Belajar Bahasa Isyarat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×