kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CEO Manulife Aset Manajemen Bagikan Tips Jalani Masa Pensiun Tanpa Bebani Anak


Kamis, 22 Februari 2024 / 14:39 WIB
CEO Manulife Aset Manajemen Bagikan Tips Jalani Masa Pensiun Tanpa Bebani Anak
Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Afifa.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sudah bukan zamannya lagi untuk membebankan masa tua kita kepada anak keturunan. Berinvestasi hingga menyesuaikan gaya hidup mesti dilakukan agar bisa menjalani masa pensiun yang tenang.

Seperti diketahui, di tengah peningkatan jumlah penduduk usia produktif di Indonesia, ironisnya jumlah peserta dana pensiun terus mengalami penurunan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, jumlah peserta dana pensiun merosot dari 4,64 juta peserta di tahun 2018 menjadi 4,06 juta peserta pada November 2023.

Padahal, persentase penduduk usia produktif (15 tahun – 64 tahun) di Indonesia meningkat dari 66,1% di tahun 2010 menjadi 69,3% pada tahun 2022, atau dari 157,05 juta orang menjadi 190,98 juta orang.

Baca Juga: 4 Gagasan Robert Kiyosaki yang Kontroversial

Bonus demografi saat ini akan menjadi permasalahan di kemudian hari, ketika populasi usia produktif ini beralih memasuki usia nonproduktif dengan kesiapan pensiun yang minim.

Apalagi umur harapan hidup penduduk Indonesia juga terus mengalami peningkatan, sehingga membutuhkan biaya lebih untuk jangka waktu lebih panjang.

Lantas, apa yang bisa dilakukan agar populasi usia nonproduktif tidak menjadi beban bagi anak dan negara?

CEO & Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Afifa mengatakan bahwa terdapat empat langkah yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan masa pensiun tanpa membebani anak.

Baca Juga: 5 Tips Aman Mulai Investasi Emas Buat Pemula dan Keuntungan Investasi Emas

Pertama, kita dapat mempersiapkan sumber pendapatan di masa pensiun. Di masa pensiun, pendapatan bisa berasal dari beberapa sumber seperti gaji dan upah, dukungan keluarga, jaminan sosial dari pemerintah, dana pensiun, serta kekayaan rumah tangga.

Dari lima sumber pendapatan di masa pensiun tersebut, penghasilan berupa gaji/upah tentunya masih diharapkan oleh sebagian pensiunan, walau realitasnya tidak seluruhnya masih tetap bisa berada di dunia kerja, serta memperoleh penghasilan.

Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian pensiunan mengandalkan dukungan keluarga untuk menopang kebutuhan finansial mereka. Akan tetapi, tentunya kurang bijak jika menjadikan anak sebagai bagian utama dari sumber pendapatan pada masa pensiun.

Baca Juga: Simak Tips dari Allianz Indonesia guna Antisipasi&Siap Hadapi Perubahan di Tahun Baru

“Jadi, masa pensiun memang harus disiapkan sejak masa usia produktif agar tidak membebani anak,” ungkap Afifa dalam keterangan yang dibagikan, Kamis (22/2).

Kedua, Afifa menganjurkan untuk menyesuaikan gaya hidup agar dapat pensiun tanpa membebani anak. Langkah penting yang harus dilakukan sejak usia produktif adalah menyesuaikan gaya hidup secara bertahap dan meningkatkan simpanan dana pensiun, walau masa pensiun terbilang masih jauh.

“Ketika mendapatkan gaji/upah/bonus, segera sisihkan sebagian untuk digunakan di masa pensiun nanti, kemudian selebihnya bisa digunakan untuk beragam kebutuhan saat ini. Pergi berlibur atau membeli barang konsumtif tentu tetap bisa dilakukan, asalkan tidak berlebihan,” tuturnya.

Ketiga, ikut program dana pensiun. Afifa mengatakan, pensiun dengan mengandalkan program dari pemerintah (BPJS Ketenagakerjaan) saja seringkali tidak mencukupi. Oleh karena itu, pilih dan ikut program pensiun tambahan yang sesuai dengan kebutuhan.

Baca Juga: Rumus Warren Buffett untuk Menghitung Dana Pensiun, Yuk Dicoba!

Pelajari risiko dan manfaat dari program pensiun yang ditawarkan, perhatikan juga hak dan kewajiban peserta program serta prosedur pencairan dananya. Setelah menjadi peserta program pensiun, isi secara rutin dana persiapan pensiun dari penghasilan bulanan.

Keempat, biarkanlah aset yang bekerja untuk kita. Afifa bilang, ketika berada di usia senja tentunya fisik tidak lagi sekuat saat muda.

Jadi, sebaiknya saat itu kita sudah memiliki passive income yang bisa menopang kebutuhan hidup kita. Ada beragam alternatif investasi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan passive income, seperti properti, saham, obligasi, dan reksadana.

Bagi yang tidak memiliki waktu dan keahlian untuk mengelola investasi sendiri, silakan manfaatkan reksadana, sebuah alternatif investasi yang dikelola oleh para profesional yang berpengalaman dalam pengelolaan portofolio saham dan obligasi.

Baca Juga: Mau Investasi Emas? Cek Tips Aman Mulai Investasi Emas di Tahun 2024 Buat Pemula

Ragam jenis reksadana antara lain reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, reksadana pasar uang, dan reksadana terproteksi.

“Dengan berinvestasi di reksadana, kita mempersiapkan masa pensiun dengan memanfaatkan potensi pertumbuhan pasar modal Indonesia dan negara lainnya,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×