Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. CEO PT Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment) Guntur Putra memberikan pandangannya mengenai tren keluarnya beberapa perusahaan manajer investasi (MI) asing dari pasar Indonesia.
Ia menyatakan bahwa jumlah MI asing yang keluar masih relatif sedikit dan menekankan bahwa ada juga perusahaan MI asing yang berencana masuk, seperti kolaborasi Amundi dengan BRI, Grow (Fullerton x Stockbit), serta beberapa manajer investasi asal Korea.
Baca Juga: BNI Sekuritas: Pasar Obligasi Indonesia Tetap Jadi Destinasi Favorit Investasi Asing
Menurut Guntur, meskipun ada beberapa MI asing yang memilih keluar, keputusan tersebut biasanya terkait dengan perubahan strategi global, seperti yang dilakukan oleh Standard Life Aberdeen pada 2021.
"Masing-masing entitas memiliki pertimbangan tersendiri untuk masuk atau keluar dari pasar di suatu negara atau wilayah," jelasnya pada Selasa (22/10).
Guntur juga menyoroti bahwa industri manajer investasi di Indonesia masih memiliki potensi besar untuk berkembang, meskipun terdapat hambatan seperti regulasi yang kadang menghambat inovasi produk.
Namun, ia juga mengakui bahwa regulasi tersebut dibuat untuk melindungi investor.
Baca Juga: Industri Manajer Investasi Dinilai Masih Menarik untuk Lakukan Akuisisi
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara regulator dan pelaku pasar dalam merumuskan regulasi yang dapat mendorong inovasi produk yang aman dan transparan.
Mengenai tantangan yang dihadapi industri MI, Guntur mencatat beberapa faktor, seperti persaingan yang meningkat dan rendahnya kesadaran investasi di masyarakat.
Namun, ia optimistis terhadap prospek ke depan, asalkan industri mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan pasar dan investor.
"Penting untuk terus menghadirkan inovasi produk dan pendekatan yang lebih fleksibel terhadap regulasi," tambahnya.
Baca Juga: Kabar Perusahaan akan Dijual, Ini Kata Schroder Investment Management Indonesia
Terkait performa Pinnacle Investment, Guntur menjelaskan bahwa dana kelolaan perusahaan masih menunjukkan tren yang stabil, meski ada tantangan di pasar.
"Secara year to date, asset under management (AUM) kami masih tumbuh positif, baik untuk produk reksadana konvensional maupun Kontrak Pengelolaan Dana (KPD)," ungkapnya, menandakan prospek positif di tengah dinamika industri.
Selanjutnya: Ini Daftar Lengkap Mitra Kerja 13 Komisi DPR RI
Menarik Dibaca: 7 Tanda Tubuh Overhidrasi Akibat Terlalu Banyak Minum Air Putih, Jangan Disepelekan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News