Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Chartis Insurance Indonesia dan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia boleh berbeda dalam mengelola bisnis asuransi. Yang satu bergerak pada lini usaha asuransi umum, sedang lainnya pada kegiatan bisnis asuransi jiwa. Tetapi, keduanya sama-sama tengah menggenjot kontribusi unit syariah mereka yang belum lama ini meluncur.
Direktur Pemasaran Chartis Indonesia Sonny Lambey mengatakan, sepanjang 2011, pihaknya mematok kontribusi unit usaha syariahnya setara dengan kontribusi syariah terhadap total premi industri asuransi. Saat ini, unit syariahnya itu sendiri baru beroperasi memanen premi pada awal 2011 ini sejak izinnya diperoleh April tahun lalu.
Sebagai permulaan, dua produk syariah mengawali bisnis Chartis Indonesia, yaitu asuransi kecelakaan diri dan asuransi perjalanan. "Kontribusi asuransi kontribusinya pada tahun pertamanya ini bisa berbanding dengan kontribusi syariah secara keseluruhan terhadap total premi industri asuransi, yakni sekitar 3%," ujar Sonny ditemui KONTAN akhir pekan lalu.
Sejauh ini, jalur distribusi pemasaran dua produk syariah masih mengandalkan keagenan dan agen biro perjalanan (travel agent). Ke depan, Chartis Indonesia akan memberlakukan pemasaran produk syariahnya lewat web base online. Dengan demikian, akses masyarakat luas lebih terbuka untuk mendapatkan perlindungan produk-produk asuransi perusahaan.
Lain cerita dengan Manulife Indonesia. Perusahaan asuransi jiwa ini malah sudah lebih dulu memulai unit syariahnya, Juni 2009. Di separo tahun 2009 itu, unit syariahnya menyumbang premi sebesar Rp 3 miliar. Kemudian, naik sebanyak 421% hingga akhir tahun lalu. Hitung punya hitung, pencapaian itu berkontribusi 2% terhadap total premi perusahaan di sepanjang tahun lalu.
Presiden Direktur Manulife Indonesia Alan Merten menuturkan, hingga saat ini, pihaknya baru memiliki satu produk asuransi berbalut investasi, yang terdiri dari dua pilihan pembayaran premi, yakni tunggal dan berkala (regular). Per Februari 2011, kontribusi unitlink syariahnya tersebut sudah mencapai 4%. "Dan tercatat berhasil memiliki aset sebesar Rp 16,5 miliar," terang dia.
Secara keseluruhan, sambung Alan, lini bisnis syariah Manulife Indonesia malah sudah membukukan aset Rp 830 miliar. Jumlah itu termasuk usaha asuransi pada individu, kelompok, dan mutual fund berbasis syariah. Sayang, dia enggan menyebut lebih rinci kenaikan kontribusi unit syariahnya terhadapa total bisnis perusahaan sampai akhir tahun.
Namun, pihaknya memastikan akan mengembangkan bisnis syariahnya dengan menelurkan produk-produk asuransi baru berbasis syariah. Malah, produk baru tersebut nantinya tidak akan terbatas pada produk unitlink syariah tetapi juga produk asuransi konvensional. Selama ini Manulife Indonesia mencatat, 70% bisnis perusahaannya ditopang oleh unitlink. Sedangkan, 30% sisanya diperoleh dari produk-produk tradisional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News