kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.462   -30,00   -0,40%
  • KOMPAS100 1.155   -4,09   -0,35%
  • LQ45 915   -4,79   -0,52%
  • ISSI 226   -0,22   -0,10%
  • IDX30 472   -2,53   -0,53%
  • IDXHIDIV20 570   -2,80   -0,49%
  • IDX80 132   -0,43   -0,33%
  • IDXV30 141   -0,05   -0,03%
  • IDXQ30 158   -0,60   -0,38%

Chartis dan Bintang dongkrak target premi


Rabu, 22 Desember 2010 / 11:34 WIB


Reporter: Wahyu Satriani , Christine Novita Nababan, Kontan |

JAKARTA. Prospek bisnis asuransi umum atau kerugian tahun depan bakal lebih moncer. Lihat saja, sejumlah perusahaan asuransi kerugian berani mematok pertumbuhan yang cukup tinggi, contohnya PT Asuransi Bintang Tbk yang mematok target pendapatan premi tumbuh 20% dari tahun ini. Target PT Chartis Insurance Indonesia lebih besar lagi, minimal tumbuh 25%.

Direktur Utama Asuransi Bintang, Zafar D. Idham bilang, prospek industri asuransi kerugian cerah karena terdorong pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan 6,4% pada 2011. Selain itu, potensi pasar asuransi kerugian di Indonesia juga masih tinggi. Sebab, masih banyak masyarakat yang belum terjamah asuransi. "Paling tidak, pendapatan premi 2011 bisa menembus Rp 200 miliar," kata Zafar, kemarin.

Catatan saja, hingga Oktober kemarin, Asuransi Bintang berhasil mengumpulkan pendapatan premi Rp 131,08 miliar atau tumbuh 18% dari periode yang sama tahun lalu. Sampai akhir tahun, manajemen optimis pendapatan premi mencapai Rp 165,6 miliar.

Untuk mencapai target tersebut, mereka menyiapkan berbagai strategi. Antara lain mengoptimalkan pemasaran produk-produk lama seperti asuransi kecelakaan, properti, kendaraan, dan kargo. Selain itu, mereka juga akan mengembangkan produk baru berupa asuransi kredit. "Sekarang sudah kerjasama dengan Bukopin, nanti akan ditambah bank yang lain," tambah Direktur Marketing dan Penjualan Asuransi Bintang, Reniwati Darmakusumah.

Mereka juga akan mengembangkan pemasaran melalui bank atau bancasurrance. "Kami akan masuk ke Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Pemilikan Mobil (KPM), dan aset jaminan seperti gedung," jelas Reniwati.

Sementara, target pendapatan premi Chartis lebih tinggi, minimal US$ 5 juta atau tumbuh 25% dari tahun ini. Asal tahu saja, hingga November kemarin, pendapatan premi mencapai US$ 4 juta.

Head of Travel Insurance Business Unit Chartis, Ari Yunior menjelaskan, akan menjalin kerjasama dengan enam maskapai penerbangan untuk menggenjot pendapatan premi. Tiga diantaranya berasal dari lokal, yakni Garuda Indonesia, Mandala Airline, dan Batavia Air. "Tiga lainnya dari asing," kata Air tanpa menyebut nama maskapai tersebut.

Chartis memang akan fokus di asuransi perjalanan udara. Sebab, potensi pasarnya masih sangat besar. Khusus di Bandara Soekarno-Hatta, ada 20 juta penumpang per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×