Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Bank Indonesia kembali menaikkan tingkat suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,25%. Menyikapi hal ini, Bank CIMB Niaga merevisi pertumbuhan kreditnya.
Direktur Utama CIMB Niaga Arwin Rasyid mengungkapkan, CIMB Niaga memangkas target pertumbuhan kredit tahun ini, dari semula naik 15% menjadi 10% saja. Revisi target dilakukan, karena CIMB Niaga memperhitungkan daya beli masyarakat pasca inflasi.
"Kami harus realistis. BI rate naik maka pertumbuhan kredit akan slow down. Selain itu aturan ketat soal LTV dan KKB juga akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Kami sudah antisipasi soal ini," ujar Arwin di Jakarta, Senin (16/9).
Arwin menilai, kenaikan BI rate akan membawa dampak positif bagi industri perbankan. Menurutnya, industri perbankan akan berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Arwin bilang, revisi pertumbuhan kredit yang terjadi akibat kenaikan BI rate merupakan adjustment yang baik bagi perbankan.
"Kenaikan BI rate merupakan langkah yang bagus dan akan memberikan pengaruh sinyal positif dari Bank Indonesia. Karena pertumbuhan pinjaman dan kredit bagus, melaju cepat secara year on year mencapai 22%. Dengan kenaikan BI rate ini, perbankan bisa slow down terhadap pertumbuhan kredit," imbuhnya.
Selain itu, sebagai bentuk adaptasi kenaikan BI rate, CIMB Niaga telah menaikkan suku bunga kredit pada bulan lalu. Namun tentu saja kenaikan tersebut bervariasi sesuai dengan jenis dan sektor kreditnya.
"Kenaikan bulan lalu, ada yang 25 bps, 50 bps, ada yang sampai dengan 1%. Memang kenaikannya tidak merata karena kami mempertimbangkan semua sektor," jelas Arwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
