Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga membuat track record baru sebagai pemegang total aset unit usaha syariah tergendut saat ini.
Berada di posisi pertama mengalahkan total aset milik UUS Bank BTN juga UUS Maybank Indonesia.
Dilansir dari laporan keuangan tahunan mereka, hingga data terbaru di pembukuan 2023 kemarin unit syariah CIMB Niaga berhasil mengumpulkan Rp 62,74 triliun total aset.
Baca Juga: CIMB Niaga Syariah Targetkan Penyaluran Pembiayaan KPR Hingga Rp 7 Triliun Pada 2024
Nilai tersebut turun tipis sebenarnya jika dibandingkan dengan perolehan total aset di tahun 2022 yakni sebesar Rp 62,95 triliun atau turun sebanyak 0,33% di periode tersebut.
Sebaliknya, perolehan total aset unit usaha syariah di tahun 2022 mengalami peningkatan signifkan dibandingkan dengan periode sebelumnya tahun 2021.
Pada 2021, UUS CMB Niaga catatkan total aset sebesar Rp 59,25 triliun atau naik sebesar 6,24% di periode tersebut.
Adapun serangkaian hal yang menopang perolehan aset tersebut di antaranya adalah pendanaan dan pembiayaan yang dilakukan UUS CIMB Niaga.
Dari laporan keuangan mereka terlihat bahwa total pembiayaan syariah mereka hingga data terakhir di 2023 adalah Rp 55,24 triliun atau naik signifikan 17,05% dari tahun 2022 sebesar Rp 47,19 triliun.
Baca Juga: Bank Syariah Proyeksikan Peningkatan Pembiayaan di Bulan Ramadan
Selanjutnya UUS CIMB Niaga juga catatkan laba bersih positif sebesar Rp 1,91 triliun di 2023 kemarin. Nilai tersebut tumbuh signifikan sebesar 26,49% YoY.
Berkat dukungan dari bank induknya, UUS CIMB Niaga nyatanya mampu mengembangkan UUS yang mereka miliki.
Sebagai informasi bahwa kondisi yang dimiliki oleh UUS CIMB Niaga ini mengharuskan dirinya lepas dari bank induknya karena sudah memenuhi kriteria yang ditentukan OJK soal ketentuan batas spin off 2026 mendatang.
Baca Juga: Bank Syariah Optimalkan Momentum Ramadan untuk Dorong Pertumbuhan Kartu Pembiayaan
Adapun batas minimum aset yang diminta OJK dalam hal ini untuk adalah sebesar Rp 50 triliun ketika proses spin off itu berlangsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News