kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Citibank catat kredit naik 19% di semester I-2018, berikut sektor pendorongnya


Senin, 13 Agustus 2018 / 15:06 WIB
Citibank catat kredit naik 19% di semester I-2018, berikut sektor pendorongnya
ILUSTRASI. Pelayanan Nasabah di Kantor Cabang Citibank


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Citibank Indonesia menyatakan kredit sudah melampaui target awal tahun yang ditetapkan perseroan sampai semester I-2018.

Dalam paparan kinerja paruh pertama, Chief Executive Officer (CEO) Citibank Indonesia Batara Sianturi menyebutkan secara tahunan kredit Citibank Indonesia tumbuh sebesar 19% (year on year/yoy) menjadi Rp 47,5 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut utamanya didorong oleh lini bisnis institutional banking.

Sejalan dengan kenaikan kredit, posisi dana pihak ketiga (DPK) Citibank juga ikut tumbuh 15% yoy menjadi Rp 58,25 triliun pada kuartal II-2018.

Hal ini membuat rasio kredit terhadap pendanaan (RIM) perseroan stabil di level 77,7%, atau tidak terlalu bergerak dibandingkan posisi periode yang sama tahun lalu 77,6%. "Pertumbuhan kredit dan DPK sudah di atas target semester I-2018 kami, yaitu masing-masing tumbuh 8%," ujarnya di Jakarta, Senin (13/8).

Menurut Batara, ada empat sektor yang menjadi pendorong pertumbuhan kredit. Antara lain sektor perantara keuangan, pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan serta perdagangan besar dan eceran.

Meski begitu, sejalan dengan pertumbuhan kredit, laju rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perseroan ikut meningkat. Tercatat sampai semester I-2018 NPL Citibank Indonesia ada di level 2,34% atau naik dari posisi tahun sebelumnya 2,26% secara gross.

Sebagai upaya menekan laju NPL, pihaknya menyebut pada semester I-2018 Citibank sudah memupuk pencadangan lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya.

Sayang, pihaknya tidak merinci secara detail besaran pencadangan yang dibentuk. Lantaran pihaknya menambah biaya pencadangan, laba bersih Citibank juga ikut turun.

Sampai semester I-2018, laba bersih Citibank turun 36% yoy dari Rp 1,35 triliun menjadi Rp 835 miliar. Lebih lanjut, Batara menyebut pihaknya optimistis permintaan kredit dari pasar di semester II-2018 masih terbilang stabil. Artinya, ruang untuk menggenjot pertumbuhan masih terbuka.

Selain itu, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perseroan juga turun di semester I-2018 dari 6,69% pada semeter I-2017 menjadi 5,87%. "NIM mengalami perubahan hampir 100 basis poin (bps). Karena NIM tahun lalu cukup tinggi," katanya.

Batara menjelaskan, ada beberapa faktor penyebab menurunnya NIM perseroan. Antara lain, pada semester I-2018 pihaknya memang belum melakukan penyesuaian tingkat bunga. Selain itu, adanya penambahan beban bunga akibat bunga deposito yang naik pasca Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuannya, juga disebut menjadi penyebab tergerusnya NIM Citibank.

Merujuk pada laporan keuangan Semester I 2018 lalu, terlihat pendapatan bunga bersih Citibank mengalami penyusutan 6,23% yoy menjadi Rp 2,09 triliun. Hal ini dikarenakan meningkatnya beban bunga Citibank sebesar 11,25% yoy dari Rp 533,46 miliar menjadi Rp 593,26 miliar per Juni 2018. Serta menurunnya pendapatan bunga Citibank secara tahunan sebesar 2,68% yoy menjadi Rp 2,68 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×