kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Covid-19 bikin kolektibilitas kredit menurun, begini kata bankir


Senin, 16 Maret 2020 / 18:18 WIB
Covid-19 bikin kolektibilitas kredit menurun, begini kata bankir
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan fasilitas digital solution yang berada di kantor Bank BTN Cabang Jakarta Kuningan, Rabu (26/2/2020).


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko kredit perbankan nampaknya mulai meningkat. Hal ini ditandai oleh menurunnya tingkat kolektibilitas alias pembayaran angsuran kredit oleh debitur di sejumlah perbankan. Salah satunya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang menyebut akibat penyebaran virus Corona (Covid-19) kolektibilitas kredit BTN di bulan Januari hingga Februari 2020 lebih rendah.

Meski begitu, Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, fenomena tersebut kemungkinan tidak akan bersifat jangka panjang. "Harapan kami di Maret 2020 ini situasinya akan lebih baik," katanya saat ditemui di Jakarta, pekan lalu. 

Baca Juga: Hadapi Covid-19, bank sentral di dunia kompak pangkas suku bunga

Ia juga menambahkan, bahwa kondisi tersebut hanya berdampak pada internal perusahaan saja, artinya bukan fenomena yang terjadi secara sistemik di masyarakat.

Bank bersandi bursa BBTN ini menilai, penurunan kolektibilitas kredit ini disebabkan oleh adanya perlambatan ekonomi. Nah, lantaran mayoritas kredit perseroan mengalir ke pembiayaan perumahan, beberapa segmen yang terdampak terutama usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tentunya juga ikut melambat. "Kalau debitur berpendapatan tetap tidak akan berpengaruh," katanya.

Kendati ada penurunan kolektabilitas, Bank BTN tetap yakin tingkat rasio non performing loan (NPL) di tahun ini bakal sesuai target. Adapun, dalam rencana bisnis bank (RBB) di tahun 2020 Bank BTN menargetkan NPL terjaga di kisaran 3%-3,5%. Hal ini utamanya disebabkan oleh tingkat rasio pencadangan perseroan yang telah dikerek hingga menyentuh 109% per Januari 2020. 

"Kalau pencadangannya kuat, naik turunnya ekonomi tidak terlalu berpengaruh untuk tahun ini," terangnya. 

Sementara itu, dengan asumsi kredit bisa tumbuh di kisaran 9,5% sepanjang tahun ini, Bank BTN optimistis bisa mencetak laba bersih sebesar Rp 2,5 triliun-Rp 3 triliun.

Di sisi lain, berkaca pada dampak Covid-19 yang mulai meluas, perbankan pun lebih hati-hati dalam menjaga kualitas kredit. PT Bank Mandiri Tbk misalnya yang mengaku sampai saat ini tingkat kolektibiltas masih terkendali. 

Hal ini ditandai dengan terjaganya rasio NPL per Februari 2020 sebesar 2,37% (bank only). Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan menjelaskan, posisi ini malah sedikit lebih baik dibandingkan dengan periode Januari 2020 yang sebesar 2,38%.

Alhasil, pada kuartal I 2020 bank berlogo pita emas ini percaya diri rasio NPL maksimal akan berada di level 2,37% saja. "Bank Mandiri akan terus secara aktif memantau perkembangan terhadap beberapa debitur yang terdampak corona dan telah menyiapkan langkah-langkah pengendalian NPL," tegasnya kepada Kontan.co.id, Senin (16/3).

Setali tiga uang, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan saat rasio NPL masih terbilang sama dengan periode kuartal I 2019 silam. Asal tahu saja, pada kuartal I 2019 lalu NPL OCBC NISP berada di posisi 1,8%.

Tak mau meremehkan dampak Covid-19 terhadap ekonomi, OCBC NISP juga mulai berhati-hati menyalurkan kredit sambil menjaga kualitas kredit agar tak memburuk. Parwati juga tak menampik bila kondisi ekonomi terus melambat maka bisa saja tren NPL bakalan meningkat tahun ini. 

Baca Juga: Pencadangan perbankan bakal terkerek akibat wabah virus corona

"Peningkatan mungkin semakin terjadi apabila kondisi saat ini terus berlanjut," jelasnya.

Bukan cuma bank besar saja, bank kecil seperti PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) mengakui kalau kolektibilitas kredit menurun. Hanya saja, Direktur Kepatuhan BWS I Made Mudiastra menegaskan penurunan tersebut hanya terjadi di beberapa sektor dan belum terlalu signifikan.

Beberapa sektor yang kolektibilitas kreditnya menurun antara lain sektor manufaktur terutama perusahaan yang mengandalkan bahan baku ekspor. Di sisi lain, Bank BWS tetap optimis NPL bisa terjaga stabil di tahun ini yakni maksimal 1,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×