kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Crowdo sukses himpun dana hingga Rp 150 miliar dari 38.000 investor


Kamis, 21 Juni 2018 / 14:03 WIB
Crowdo sukses himpun dana hingga Rp 150 miliar dari 38.000 investor
ILUSTRASI. Crowdo, aplikasi pembiayaan UKM


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku bisnis fintech peer to peer (P2P) lending PT Mediator Komunitas Indonesia (Crowdo) telah menghimpun dana investor atau lender sebesar Rp 100 miliar hingga Rp 150 miliar per Mei 2018.

Aditya Raflein, Head of Marketing Crowdo Indonesia mengatakan, jumlah itu dihitung dari rata-rata penyaluran pinjaman sebesar Rp 20 miliar hingga Rp 30 miliar per bulan. Ia berharap sampai akhir tahun, para investor bisa menyalurkan pinjaman melebihi angka Rp 500 miliar.

“Dana dari investor itu sama dengan pinjaman yang disalurkan. Target pembiayaan sampai akhir tahun Rp 500 miliar dan kalau bisa melebihi itu,” kata Aditya kepada Kontan.co.id, Kamis (21/6).

Hingga saat ini, jumlah investor aktif yang terdaftar di Crowdo sudah mencapai 38.000 orang. Mereka adalah investor yang menginvestasikan dananya untuk bisnis fintech P2P lending, dengan minimal investasi sebesar Rp 1 juta.

Dari skema bisnis ini, investor bisa memperoleh keuntungan berupa bunga pinjaman yang dikenakan kepada borrower. Para investor bisa mendapatkan bunga efektif sebesar 21% per tahun.

Crowdo sebagai perantara yang mempertemukan lender dan borrower, mendapatkan fee atau imbalan sebesar 2% hingga 4% yang ditarik dari borrower. “Jadi misalnya borrower pinjam Rp 1 miliar, yang mereka terima hanya 96% setelah dipotong fee,” ungkapnya.

Untuk menghindari risiko gagal bayar, Crowdo telah menyiapkan sejumlah antisipasi. Tahap pertama, dengan melakukan uji kelayakan terhadap calon peminjam secara ketat.

Namun setelah tahapan ini masih terjadi keterlambatan pembayaran, maka Crowdo tetap berupaya untuk menghubungi dan menagih kredit borrower tersebut.

“Kami juga melakukan restrukturisasi pinjaman, melakukan edukasi kepda lender terkait diversifikasi pinjaman untuk mengurangi risiko gagal bayar itu sendiri,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×