kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Crowde sudah salurkan permodalan ke petani Rp 22 miliar


Minggu, 24 Januari 2021 / 12:24 WIB
Crowde sudah salurkan permodalan ke petani Rp 22 miliar
ILUSTRASI. Crowde sudah menyalurkan permodalan ke petani Rp 22 miliar


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyelenggara fintech pendanaan, Crowde telah menyalurkan permodalan senilai Rp 22 miliar dari Oktober - November 2020. Hingga kini, Crowde telah menggandeng 28.000 mitra petani dan 3.215 mitra toko tani .

"Kami menyalurkan permodalan sistem cashless dengan menyediakan semua kebutuhan mitra petani untuk menjalankan proyek budidaya," kata Afifa Urfani, Head of Funding & Impact Crowde, dalam keterangan resmi, pekan lalu.

Tahun lalu, Crowde mengubah rasio kontribusi pemodal menjadi 8% retail dan 92% intitusi sehingga berdampak pada kinerja petani. Sebanyak 85% mitra petani mengaku proses penyaluran modal jadi lebih cepat, terkontrol, dan budidaya mereka jadi lebih terjadwal.

Baca Juga: Dapat izin OJK, Fin+ siap mendukung pembiayaan UMKM

Pada tahun yang sama, Crowde telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan beberapa pendana institusi seperti Bank BJB dan BPR Supra untuk mendanai mitra petani di wilayah Cianjur, Sukabumi, serta Garut.

"Di tengah pandemi, kami pun telah memperluas jangkauan proyek permodalan budidaya ke 10 wilayah, yaitu Lampung, Sukabumi, Subang, Indramayu, Bogor, Garut, Madiun, Tulungagung, Kediri, dan Tuban dengan total 1.802 proyek," kata Afifa.

Selain itu, Crowde ikut berpartisipasi dalam kegiatan bimtek (bimbingan tTeknis) yang diselenggarakan oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bogor pada akhir tahun 2020.

Kegiatan tersebut bertujuan menarik minat generasi muda agar mau menjadi petani milenial. Crowde melakukan jajak pendapat untuk mencari indikator permasalahan yang mungkin dialami para petani milenial.

Sementara pada tahun ini, Crowde ingin ada 100.000 petani bertrasformasi ke kanal digital dalam menjalankan usaha pertanian. Dengan begitu, mereka dapat berkembang serta meningkatkan kesejahteraan hidup pertani.

Terlebih, pemanfaatan teknologi bisa menjadi solusi bagi petani untuk bertahan di masa pandemi. Ekosistem pertanian yang berkelanjutan dari hulu ke hilir sangat bergantung pada teknologi sehingga para petani harus menguasainya.

"Di masa pandemi, Crowde berusaha menyesuaikan diri dengan menjamin harga jual yang wajar untuk setiap hasil produksi petani dan secara opsional membeli hasil panen mereka apabila hasil panen tersebut tidak terserap maksimal oleh 9 institusi off-taker yang telah bekerja sama," imbuh Afifa.

Selanjutnya: AFPI terus mendorong semua pemain fintech menjaga tingkat kredit bermasalah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×