Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tiga perusahaan pembiayaan anak usaha CT Corp yakni PT Mega Central Finance, PT Mega Auto Finance dan PT Mega Finance memprediksi porsi pembiayaan kendaraan bekasnya akan menggemuk dari semula 20% menjadi 30% hingga akhir tahun 2015.
Wiwie Kurnia, Presiden Direktur Pengelola Perusahaan Pembiayaan CT Corp menjelaskan, faktor kondisi ekonomi yang berdampak pada turunnya daya beli masyarakat menyebabkan pergeseran tersebut. "Kondisi (masyarakat) terbatas. Jadi mereka ambil yang affordable yaitu kendaraan bekas," ungkapnya akhir pekan lalu. Jika umumnya harga motor baru sebesar Rp 15 juta, maka motor bekas hanya senilai Rp 8 juta - Rp 9 juta. Oleh karena itu, dengan dana yang terbatas dan kebutuhan akan kendaraan yang mendesak, mau tak mau, lanjutnya, konsumen beralih ke kendaraan seken.
Memang pergeseran komposisi sudah terlihat di kuartal pertama tahun 2015. Dari pembiayaan sebanyak 175 ribu unit, kendaraan bekas mencapai 20%. Padahal di tahun 2014, porsi tersebut hanya berkisar 10%. "Kalau melihat situasi ekonomi seperti ini, yang bekas bisa naik lagi," tuturnya.
Menurutnya, pembiayaan baik kendaraan bekas maupun baru tetap berisiko. Tetapi, ia memastikan, pihaknya sudah lama menggeluti lini bisnis ini. Berbekal pengalaman tersebut, mereka tinggal menggenjot sistem dan manajemen risiko yang sudah ada.
Meskipun enggan membeberkan besaran rasio kredit bermasalah alias non performing financing (NPF), ia mengaku rasio NPF kendaraan bekas cukup baik. "Motor bekas paling lama ada yang 2009. Kalau mobil bekas tahun 2006. Sengaja kami batasi," katanya. Hingga akhir tahun 2015, mereka mematok target pembiayaan sekitar 625.000 unit. Dengan prediksi porsi kendaraan bekas di angka 30%, berarti mereka berharap dapat membukukan pembiayaan seken di angka 187.500 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News