Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan yang terjadi di pasar saham telah mempengaruhi kinerja binis wealth management perbankan. Meski terdampak, PT Bank Mandiri Tbk masih tetap berhasil mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan sepanjang tahun ini, walau tidak setinggi pertumbuhan pada periode yang sama tahun 2019.
Hingga Mei 2020, dana kelolaan Wealth Management Bank Mandiri mencapai Rp 217 triliun atau tumbuh 9% secara year on year (YoY). Dana kelolaan produk reksadana masih tumbuh 7,5% YoY dan produk surat berharga tumbuh sebesar 1.1% YoY.
Di samping itu, hingga posisi Mei 2020 total Fee Based Income (Wealth Management Group) tumbuh cukup signifikan menjadi 18% YoY dibandingkan dengan bulan mei 2019.
Baca Juga: Mayoritas kreditur sepakati rencana perdamaian, PKPU Duniatex berakhir damai
SVP Wealth Management Bank Mandiri Elina Wirjakusuma mengatakan, dana kelolaan yang tetap tumbuh adalah pada produk reksadana pasar uang dan deposito.
Kondisi pasar saham yang masih belum kondusif menyebabkan banyak nasabah yang melakukan penempatan di produk-produk dengan jangka waktu pendek dan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
Namun, beberapa nasabah yang memiliki profil agresif tetap melakukan pembelian produk reksadana non pasar uang. Apalagi sejak ada kenaikan IHSG sejak Maret hingga Mei 2020, dana kelolaan reksadana saham sudah naik 9,4%. "
Selain dari transaksi pembelian, kenaikan NAV produk seiring kenaikan IHSG juga mempengaruhi kenaikan total dana kelolaan tersebut," kata Elina pada Kontan.co.id, Senin (22/6).
Walupun sudah ada kenaikan harga IHSG sejak Maret, Bank Mandiri akan lebih mendorong peningkatan penjualan produk wealth management berbasis obligasi, terutama obligasi pemerintah.