kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana kelolaan wealth management Bank Mandiri tumbuh 9% meski IHSG tertekan


Selasa, 23 Juni 2020 / 19:09 WIB
Dana kelolaan wealth management Bank Mandiri tumbuh 9% meski IHSG tertekan
ILUSTRASI. Petugas melayani nasabah prioritas di Counter Bank Mandiri Prioritas Jakarta, Jumat (28/12). Hingga oktober 2018, nbank mandiri memmiliki 53.096 nasabah private dan priorotas banking dengan nilai aset finansial yang dikelola (AUM) mencapai lebih dari Rp 1


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan yang terjadi di pasar saham telah mempengaruhi kinerja binis wealth management perbankan. Meski terdampak, PT Bank Mandiri Tbk masih tetap berhasil mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan sepanjang tahun ini, walau tidak setinggi pertumbuhan pada periode yang sama tahun 2019.

Hingga Mei 2020, dana kelolaan Wealth Management Bank Mandiri mencapai Rp 217 triliun atau tumbuh 9% secara year on year (YoY). Dana kelolaan produk reksadana masih tumbuh 7,5% YoY dan produk surat berharga tumbuh sebesar 1.1% YoY.

Di samping itu, hingga posisi Mei 2020 total Fee Based Income (Wealth Management Group) tumbuh cukup signifikan menjadi 18% YoY dibandingkan dengan bulan mei 2019.

Baca Juga: Mayoritas kreditur sepakati rencana perdamaian, PKPU Duniatex berakhir damai

SVP Wealth Management Bank Mandiri Elina Wirjakusuma mengatakan, dana kelolaan yang tetap tumbuh adalah pada produk reksadana pasar uang dan deposito.

Kondisi pasar saham yang masih belum kondusif menyebabkan banyak nasabah yang melakukan penempatan di produk-produk dengan jangka waktu pendek dan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.

Namun, beberapa nasabah yang memiliki profil agresif tetap melakukan pembelian produk reksadana non pasar uang. Apalagi sejak ada kenaikan IHSG sejak Maret hingga Mei 2020, dana kelolaan reksadana saham sudah naik 9,4%. "

Selain dari transaksi pembelian, kenaikan NAV produk seiring kenaikan IHSG juga mempengaruhi kenaikan total dana kelolaan tersebut," kata Elina pada Kontan.co.id, Senin (22/6).

Walupun sudah ada kenaikan harga IHSG sejak Maret, Bank Mandiri akan lebih mendorong peningkatan penjualan produk wealth management berbasis obligasi, terutama obligasi pemerintah.

Pasalnya, adanya penurunan suku bunga acauan yang dilakukan bank sentral dunia dan Bank Indonesia (BI) akan mendorong peningkatan pasar obligasi.

Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) tambah kredit modal kerja Golden Energy sebesar US$ 29,50 juta

Elina bilang, volume transaksi pada instrumen obligasi meningkat sebesar hampir 30% dibanding tahun lalu karena obligasi pemerintah dianggap nasabah memberikan yield yang menarik.

Sedangkan penjualan produk yang akan dikurangi atau lebih selektif di antaranya produk corporate bond dan reksadana yang penempatan dananya banyak di saham kapitalisasi kecil karena dikhawatirkan kondisi keuangan emiten kecil itu akan terganggu akibat Covid-19.

Sebelumnya, Bank Mandiri menargetkan dana kelolaan tumbuh 5%-7% tahun ini menjadi sekitar Rp 224 triliun. Walaupun kondisi pasar saham melambat, Elina bilang, target itu akan terus dikejar.

Tetapi fokus utama perseroan adalah mengejar pendapatan dari bisnis tersebut dengan strategi pengelolaan portofolio seperti cross selling strategy dan rebalancing portfolio sesuai dengan kondisi market dan kebutuhan nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×