Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bisnis pembiayaan perbankan syariah semakin marak. Untuk membiayai ekspansi pembiayaan, para pengelola bank syariah menggunakan dana yang terparkir di Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
Sampai akhir kuartal ketiga 2008, duit perbankan syariah yang parkir di SBIS tersisa Rp 410 miliar saja. Turun jauh jika dibandingkan dengan dana yang parkir di SBIS pada akhir Januari, yaitu Rp 3 triliun.
Unit usaha Syariah Bank BNI termasuk bank syariah yang menarik dana dari SBIS. "Kami perlu dana untuk pembiayaan ke sektor riil," tutur Kepala Unit Usaha Syariah Bank BNI Ismi Kushartanto, kemarin (17/11).
Ismi menyatakan, permintaan pembiayaan yang masuk ke BNI Syariah semakin tinggi. Ismi merujuk ke rasio pembiayaan terhadap dana alias financing to deposit ratio (FDR) BNI Syariah yang mencapai 105%. Alasan lain BNI Syariah menarik dana dari SBIS karena pertumbuhan dana simpanan tidak secepat pertumbuhan pembiayaan.
Sampai akhir kuartal ketiga 2008, BNI Syariah membukukan pertumbuhan pembiayaan sekitar 72,2% menjadi Rp 3,1 triliun dari awal tahun. Sedangkan pertumbuhan dana simpanan hanya meningkat 44,4% menjadi Rp 2,6 triliun.
Ismi mengaku, kepemilikan SBIS BNI Syariah sudah turun lebih dari Rp 70 miliar sejak awal tahun. Saat ini, kepemilikan BNI Syariah hanya mengoleksi SBIS sekitar Rp 30 miliar. Sedangkan di awal tahun lebih dari Rp 100 miliar.
Sementara Direktur Bisnis Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) Ani Murdiati mengaku kepemilikan SBIS di BSMI relatif stabil. Saat ini BSMI mengoleksi SBIS sebanyak Rp 150 miliar. "Kami memakai SBIS untuk cashflow likuiditas saja. Kalau butuh untuk pembiayaan kami tinggal mencairkan SBIS," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News