Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank pemerintah yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) terus mendorong penyaluran kredit pasca mendapat penempatan dana dari pemerintah. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menjelaskan sejauh ini Himbara telah menyalurkan kredit modal kerja sebesar Rp 36 triliun.
Praktis, jumlah tersebut sudah tumbuh melampaui dari besaran dana yang dititipkan pemerintah sebesar Rp 30 triliun ke empat bank. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan memang telah menitipkan dana ke empat bank pelat merah yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
Baca Juga: Tambah modal, Pemprov Banten siap rombak manajemen Bank Banten
Sementara, komitmen keempat bank tersebut yakni menggelontorkan kredit modal kerja menjadi tiga kali lipat dalam tiga bulan dari besaran yang ditempatkan pemerintah. "Jadi ini sudah sedikit di atas janji perbankan. Jadi memang dalam 3 bulan akan terjadi Rp 90 triliun kredit modal kerja baru," ujarnya dalam Virtual Press Conference di Jakarta, Jumat (24/7) lalu.
Sejumlah bank plat merah yang dihubungi Kontan.co.id, mengamini hal tersebut. Direktur Utama Bank BNI Herry Sidharta menegaskan mendekati akhir Juli 2020 pihaknya sudah menyalurkan lebih dari Rp 5 triliun. "Saya tidak hafal tepatnya, tapi sudah di atas Rp 5 triliun," ujarnya, Minggu (26/7).
Lebih lanjut, bank berlogo 46 ini berambisi untuk dapat melipatgandakan dana tersebut ke dalam bentuk penyaluran kredit sebesar Rp 15 triliun paling lambat bulan September 2020. Pun, sejalan dengan arahan pemerintah Bank BNI akan fokus mendorong kredit ke sektor UMKM.
Sementara itu, Direktur Finance, Planning, and Treasury Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, BTN berkomitmen meningkatkan penyaluran kredit dari penempatan dana negara tersebut. Menurut Nixon sejak 25 Juni hingga 23 Juli 2020 pihaknya sudah mencatat realisasi penyaluran kredit sebesar Rp 3 triliun.
Baca Juga: Kinerja BCA Syariah dan BRI Syariah tumbuh solid di semester I
Nixon merinci, penyaluran terbesar masih didominasi kredit ke sektor non usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Segmen non-UMKM tersebut menempati porsi sebesar 96% dari total ekspansi atau setara Rp 2,8 triliun. Kemudian, porsi sisanya sebesar 4% ditempati segmen UMKM atau setara Rp 122,03 miliar.
Dia menambahkan langkah BTN memacu kredit tersebut juga menjadi wujud komitmen BTN membantu pemerintah menanggulangi berbagai dampak ekonomi yang timbul akibat pandemi Covid-19. Upaya lain yang juga telah dilakukan Bank BTN yakni dengan memberikan layanan restrukturisasi bagi para debitur yang terdampak pandemi tersebut. "Kami terus memacu penyerapan anggaran tersebut dengan mengandalkan jaringan dan infrastruktur yang kuat di sektor perumahan," terangnya, Jumat (24/7) lalu.
Sementara itu, Bank Mandiri mengatakan telah menyalurkan kredit sebesar Rp 12,05 triliun dari penempatan dana pemerintah tersebut. “Dari penempatan dana pemerintah Rp 10 triliun, hingga September nanti kami targetkan bisa menyalurkan kredit Rp 21 triliun, atau dua kali lipat lebih,” ungkap Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Donsuwan Simatupang belum lama ini.
Penyaluran kredit Rp 12,05 triliun diberikan perseroan kepada 14.582 debitur yang lebih dari 99% merupakan debitur UMKM sebanyak 14.565 debitur dengan nilai Rp 2,09 triliun. Sementara sisanya disalurkan kepada 17 debitur korporasi dan komersial senilai Rp 9,06 triliun.
Baca Juga: Menakar prospek emiten perbankan pada semester II 2020
“Meski debitur segmen wholesale, baik corporate banking dan commercial banking membukukan penyaluran kredit PEN yang cukup besar, kami memastikan bahwa debitur ini memiliki multiplier effect yang besar, baik karena mampu menyerap banyak tenaga kerja ataupun karena ikut mendukung pencapaian target ketahanan pangan nasional,” kata Donsuwan.
Adapun di segmen UMKM, ia menambahkan porsi penyaluran kredit produktif paling besar dikucurkan pada segmen produk Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebanyak 9.896 debitur dengan nilai Rp 806 miliar. Kemudian segmen produk mikro kepada 3.821 debitur dengan baki debet Rp 138,6 miliar dan segmen UKM sebanyak 821 debitur senilai Rp 2,03 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News