Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) mengungkapkan bahwa saat ini Surat Berharga Negara (SBN) merupakan instrumen investasi dominan dalam portofolionya.
Direktur Dana Pensiun Bank Mandiri, Abdul Hadie melaporkan bahwa total nilai investasi mencapai pada semester I-2024 mencapai sebesar Rp 10,19 triliun.
Dia mengatakan bahwa porsi investasi paling besar saat ini masih pada instrumen SBN dengan porsinya yang sebesar 46,33%.
“Jadi dari awal tahun sampai saat ini, instrumen investasi SBN yang paling mendomunasi portofolio investasi kami di Semester I-2024,” kata Hadie saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (8/8).
Baca Juga: Sejumlah Dana Pensiun Catat Pertumbuhan Aset pada Semester I-2024
Selain SBN, Hadie menyebut alokasi investasi terbesar berikutnya adalah Obligasi Korporasi, sebesar Rp 3,11 triliun atau memakan porsi 31,22% pada semester I-2024.
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa perusahaan juga menempatkan investasi di instrumen saham. Kendatu begitu, nilainya relatif kecil hanya sebesar Rp 218 miliar atau sekitar 2,19% dari total investasi.
Dia mengungkapkan, nilai investasi di instrumen saham terbilang menurun. Hadie bilang, nilai investasi di saham turun 17,42% pada semester I-2024, dibandingkan posisi Desember 2023 yang sebesar Rp 264,75 miliar.
"Nilai itu juga menurun sebesar 37,79%, dibandingkan posisi Juni 2023 yang sebesar Rp 350,45 miliar," tuturnya.
Hadie menjelaskan, penurunan investasi pada instrumen saham dilakukan karena return atau imbal hasil investasi dari instrumen saham dalam beberapa tahun terakhir sangat volatile. Selain itu, secara rata-rata relatif lebih rendah dibandingkan instrumen pendapatan tetap.
"Selanjutnya, kami lakukan dalam rangka mengurangi dampak risiko volatilitas pasar yang terekspos dalam portofolio investasi. Hal tersebut dilakukan melalui strategi rebalancing portofolio sehingga pengembangan hasil investasinya tumbuh secara sustain," kata dia.
Hadie mengatakan bahwa ke depannya, pihaknya akan tetap melakukan investasi pada instrumen saham. Namun, besarannya akan disesuaikan dengan prospek investasinya dan risiko yang terukur, serta dikelola oleh Manager Investasi.
Terlebih menurutnya, instrumen berisiko seperti saham, harus didasarkan pada analisis mendalam dan pemahaman yang menyeluruh tentang berbagai faktor yang mempengaruhi pasar dan profil risiko peserta.
Dia menegaskan bahwa pengelola dana pensiun harus terus memantau kondisi pasar, mengevaluasi kebijakan investasi, dan memastikan bahwa alokasi aset tetap sesuai dengan tujuan jangka panjang serta kebutuhan penerima manfaat.
Baca Juga: Dapen Bank Mandiri Catat Total Nilai Investasi Rp 10,19 Triliun per Semester I-2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News