Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Adapun Juru Bicara PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) Rully Nova bilang awal tahun perseroan diprediksi masih akan meraih pertumbuhan mini akibat ekspansi di akhir tahun lalu.
“Siklusnya memang melambat di awal tahun mengingat akhir tahun lalu kegiatan ekonomi sudah dipacu . Pertumbuhan kredit di awal tahun juga prediksinya masih single digit di kisaran 8% dengan penopang utama dari kredit modal kerja, dan segmen korporasi,” katanya kepada Kontan.co.id.
Meski demikian, dua bank di kelas bank umum kegiatan usaha (BUKU) 2 ini mengaku sentimen global belum banyak berpengaruh terhadap ekspansi kredit mereka. Sebab, mereka fokus mereka masih menyalurkan kredit untuk pasar domestik.
Baca Juga: Kredit konstruksi tumbuh tinggi di tahun 2019 kemarin
Hal berbeda diungkapkan sejumlah bankir BUKU 4. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja misalnya menyatakan, sentimen global turut bakal menambah hambatan ekspansi kredit di awal tahun.
“Tidak ada isu soal Virus Corona saja, sebenarnya di awal tahun siklus kredit pasti menurun. Apalagi ada isu soal Virus Corona,” katanya kepada Kontan.co.id.
Jahja menambahkan perbankan biasanya baru akan mulai ekspansi di kuartal kedua, apalagi menjelang hari raya Idul Fitri hingga akhir tahun. Adapun dari laporan bulanan per Desember 2019 lalu, bank swasta terbesar di tanah air ini tercatat berhasil menyalurkan kredit Rp 588,25 triliun dengan pertumbuhan 9,35% (yoy).
Sementara Wakil Direktur PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Herry Sidharta menjelaskan selain soal siklus penyaluran kredit, sentimen lokal dan global turut mempengaruhi ekspansi kredit perbankan di awal tahun.
Baca Juga: Meski fintech bertebaran, transaksi kartu kredit perbankan masih menggigit