Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Bukopin Tbk terus berusaha memacu pendapatan non bunga atau fee based income. Maklum saja, bank dengan sandi saham BBKP ini menjadikan fee based income, bisnis treasury, dan internasional banking sebagai bisnis pendukung dari bisnis simpanan dan pinjaman.
Direktur Konsumer Bukopin Rivan Achmad Purwantono mengatakan hingga September 2018, fee based income Bukopin mencapai Rp 572 miliar. Bila dilihat dari laporan keuangan Bukopin nilai ini turun 2,23% secara tahunan dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 585 miliar.
"Sebenarnya kalau di luar kartu kredit tumbuh signifikan 12% year on year. Pertumbuhan itu termasuk dengan transaksi digital," ujar Rivan, Selasa (16/10).
Rivan bilang sepanjang tahun, Bukopin hanya menargetkan pendapatan dari fee based income hanya Rp 600 miliar. Melihat masih banyak peluang, Rivan memproyeksi pencapaian fee based income bisa mencapai 110% dari target yang dipatok tahun ini.
Bukopin terus memacu produk guna meningkatkan fee based income. Caranya dengan melakukan digitalisasi payment point online bank (PPOB) dengan aplikasi menggantikan mesin EDC. Hal ini juga dapat menekan biaya pemasaran dan operasional.
Selain itu lewat produk digital Wokee, Bukopin membidik nasabah dari generasi milenial dengan menawarkan produk rekening tabungan versi digital serta lewat dompet elektronik, B-wallet.
Bukopin juga mengoptimalkan pendapatan fee based income melalui produk FlexiBill guna mengakomodasi transaksi pembayaran tagihan bulanan seperti listrik, gas, dan bahan bakar.
Bukopin juga akan terus menjalin kerjasama dengan pelaku teknologi finansial baik payment maupun peer to peer lending.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News