Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simpanan dana nasabah atau dana pihak ketiga (DPK) perbankan terus tumbuh meski bunga acuan Bank Indonesia (BI) berada di titik terendah sepanjang sejarah.
Berdasarkan data BI, simpanan nasabah perbankan mencapai Rp 6.880,5 triliun, naik 7,8% yoy pada September 2021. Realisasi itu berasal dari simpanan giro Rp 1.824,1 triliun, tabungan Rp 2.311,8 triliun dan simpanan berjangka Rp 2.744,6 triliun.
Seiring pertumbuhan positif kinerja industri, sejumlah perbankan juga torehkan pertumbuhan bisnis. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, misalnya, berhasil menjaga likuiditas yang tercermin dalam peningkatan DPK sebesar 18,5% yoy menjadi Rp 1.214 triliun pada September 2021.
"Pertumbuhan DPK ini, paling utama disumbang dari sisi dana murah (CASA) yang turut berkontribusi menjaga beban dana (cost of fund). Secara ytd, CASA Bank Mandiri berada di angka 1,62%," kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Kamis (28/10).
Baca Juga: Mandiri Sekuritas kembali catatkan pertumbuhan bisnis ciamik di Kuartal III/2021
Berkat pertumbuhan dana murah dan penyaluran kredit, bank pelat merah ini mampu meningkatkan aset secara konsolidasi. Sampai September 2021 saja, aset Bank Mandiri sudah menyentuh angka Rp 1.637,95 triliun, atau naik 16,44% yoy.
Tak mau kalah, PT Bank Mega Tbk juga berhasil meningkat jumlah DPK. Pada periode yang sama, bank yang berbasis di Jakarta ini mampu menghimpun dana nasabah sebesar Rp 85,83 triliun, atau naik 8% secara ytd.
Direktur Utama Bank Mega KostamanThayib mengatakan pertumbuhan tersebut seiring kenaikan jumlah tabungan milik nasabah. Alhasil, dana nasabah yang dihimpun juga bertambah pada tahun ini.
"Tabungan yang tumbuh sebesar 11% ytd menjadi Rp 15,30 triliun dan deposito yang juga tumbuh sebesar 10% ytd menjadi Rp 62,54 triliun," terangnya.
Baca Juga: Genjot digitalisasi, bank bjb luncurkan new digital payment dan gandeng fintech
Seiring dengan mulai pulihnya perekonomian nasional, Bank Mega juga berhasil meningkatkan penyaluran kredit, sebesar 11% ytd menjadi Rp 53,94 triliun. Hal ini berkat kontribusi kenaikan kredit korporasi sebesar 25% ytd menjadi Rp 32,74 triliun.
Peningkatan kinerja juga diikuti oleh PT Bank OCBC NISP (Tbk). Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, DPK perusahaan meningkat 5% yoy menjadi Rp 161,0 triliun dengan CASA yang juga naik menjadi 49,2% dari total DPK.