Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Nina Dwiantika
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan tengah pasang kuda-kuda untuk mencapai pertumbuhan kredit di semester kedua, salah satunya PT Bank Mandiri Tbk yang tetap menjaga pertumbuhan bisnis dari sektor-sektor kredit unggulan.
Sekretaris Korporasi PT Bank Mandiri Tbk, Teuku Ali Usman menyampaikan, pihaknya melihat pertumbuhan kredit di semester kedua masih baik, sejalan dengan kondisi fundamental makro ekonomi domestik yang masih baik, serta permintaan atas kredit yang juga masih baik.
“Guidance pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi di kisaran 13%-15% di tahun ini,” terang Ali kepada KONTAN belum lama ini. Bank Mandiri memperhatikan pertumbuhan kredit akan fokus pada sektor-sektor yang prospektif maupun resilien, diantaranya adalah perkebunan, industri makanan dan minuman, serta energi dan air.
Selain itu, Bank Mandiri melanjutkan strategi pertumbuhan kredit yang telah dijalankan selama beberapa tahun terakhir melalui penguatan core competence Bank Mandiri di segmen wholesale dan meningkatkan pertumbuhan segmen ritel dengan pendekatan value chain yang berbasis ekosistem, serta fokus pada sektor unggulan di wilayah Indonesia.
Baca Juga: BCA Optimis Target Kredit Mencapai 9%-10%
Hingga Mei 2024 Bank Mandiri telah menyalurkan kredit secara bank only berhasil tumbuh di atas rata-rata pasar dengan kualitas kredit yang terjaga dengan optimal. Berdasarkan laporan bulanan, kredit Bank Mandiri tumbuh 19,50% menjadi Rp 1.152,53 triliun per Mei 2024, dibandingkan posisi Rp 964,45 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja tersebut ditopang oleh penyaluran kredit wholesale banking dan retail banking yang masing-masing tumbuh double digit. Hingga saat ini, kredit Bank Mandiri memang didorong oleh segmen wholesale, sebagai segmen yang merupakan core competence perseroan.
Sementara itu, Ali menyampaikan, dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri secara aktif menjaga diversifikasi portofolio sesuai risk- appetite yang telah ditetapkan oleh bank. Bank Mandiri juga mengembangkan berbagai credit risk tools yang dalam setiap proses kredit. Dari sisi pemilihan debitur, Bank Mandiri menetapkan targeted market berupa industri yang prospektif dan targeted customer dari pemain di dalam industri tersebut, dengan menggunakan alat bantu loan portfolio guideline dan process clearance.
Selanjutnya, Bank Mandiri memonitoring performa portofolio kredit melalui early warning signal (EWS) dan watchlist tools guna mendeteksi debitur yang berpotensi mengalami pemburukan kualitas untuk kemudian disusun account strategy dan action plan sebagai mitigasi risiko atas potensi pemburukan kredit tersebut. Selain itu, Bank Mandiri juga melakukan rebalancing portofolio guna menjaga komposisi portofolio kredit tetap didominasi sektor-sektor yang memiliki tingkat risiko relatif rendah.
Baca Juga: BTN Bakal Terbitkan Obligasi Senilai Rp 9,88 Triliun di 2025, Ini Rinciannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News