kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Digitalisasi Mengubah Peta Persaingan di Sektor Keuangan


Kamis, 26 Januari 2023 / 08:29 WIB
Digitalisasi Mengubah Peta Persaingan di Sektor Keuangan
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi keuangan?pada?digital branch perbankan di Jakarta, Selasa (10/1/2023).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemajuan teknologi digital yang pesat belakangan telah mengubah perilaku manusia di dalam berbagai aspek kehidupan.

Di sektor jasa keuangan, beragam model bisnis dan mekanisme kerja baru bermunculan, mulai dari financial technology (fintech), bigtech, bank digital, hingga aset digital seperti kripto.

Kehadiran model bisnis baru ini mendorong persaingan makin ketat. Bank konvensional yang harusnya hanya berhadapan dengan bank digital, kini bank juga harus bersaing dengan fintech ataupun bigtech.

Tentu hal ini akan membentuk ekosistem baru di sektor jasa keuangan, serta akan mengubah peta persaingan dan landskap industri jasa keuangan di masa depan.

Teknologi digital mampu membuat entitas bisnis makin efektif dan efisien dalam bisnis dan operasionalnya, serta memberikan manfaat kenyamanan, kecepatan, dan kemudahan transaksi dan pelayanan bagi konsumen.

Namun, kemajuan yang pesat juga diiringi oleh maraknya kejahatan siber (cyber crime) yang makin canggih.

Digitalisasi layanan perbankan memang berkembang dengan pesat, dipercepat oleh pandemi Covid-19. Bank-bank terus bersaing dalam meningkatkan layanan demi memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berubah.

Namun, Direktur Digital dan Teknologi Informasi Bank BRI Arga M Nugraha mengatakan, perkembangan digitalisasi ini perlu disikapi dengan hati-hati karena tingkat maturitas yang berbeda dari setiap lapisan masyarakat.

Ada yang sudah terliterasi dengan baik sehingga lebih mudah didorong untuk beralih ke digital, namun juga ada yang belum terliterasi.

Baca Juga: Penyidik OJK Serahkan 20 Pekara Kasus Sektor Jasa Keuangan

“Sebagai bank akan berupaya untuk membangun layanan digital yang lebih baik dan sesuai dengan variasi dari para nasabah. Dengan besarnya serta tersebarnya secara geografis nasabah kami, sehingga kami tetap mengedepankan pendekatan yang kami sebut hybrid bank,” ujarnya dalam Webinar, Rabu (25/1).

Dengan pendekatan ini, perubahan-perubahan ke arah digital telah terjadi pada nasabah bank BRI. Arga bilang, itu tercermin dari data saat ini dimana 98,41% transaksi nasabah BRI sudah dilakukan di channel digital dan hanya 1,59% masih dilakukan melalui kantor cabang.

Arga mengatakan, ada tiga fokus yang dilakukan BRI dalam menerapkan digitalisasi, yakni sustainability, governance, dan interest of our customers.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×