Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati kondisi ekonomi masih belum lepas dari tekanan dalam dan luar negeri, sejumlah bank masih berminat menyalurkan kredit ke badan usaha milik negara (BUMN). Salah satunya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, biasanya BCA membidik sektor infrastruktur, telekomunikasi, instalasi air minum, kelistrikan, pelabuhan, dan bandar udara. Jahja mengaku biasanya penyaluran kredit ini lewat sindikasi.
"Biasanya kalau proyek yang disubsidi dan dijamin pemerintah, biasanya kami ikut. Kalau tidak ada jaminan dan subsidi, kami tidak berani masuk. Kami tidak memberikan proyeksi pertumbuhan kreditnya, sudah ditebak, kami santai saja," kata Jahja di Jakarta.
Sayangnya, Jahja belum merinci penyaluran kredit BCA ke BUMN di tahun 2018 lalu. Merujuk pada laporan keuangan BCA per Desember 2018, penyaluran kredit mencapai Rp 537,91 triliun atau tumbuh 15,03% dibandingkan Desember 2017 yang senilai Rp 467,61 triliun.
Begitu pun dengan Direktur Strategy, Compliance, & Risk PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Mahelan Prabantarikso menyatakan, pihaknya membidik pertumbuhan kredit ke perusahaan yang termasuk badan usaha milik negara (BUMN) sebesar 11% hingga 13%.
"BTN lebih fokus perusahaan pengembang perumahan karena hampir 90% aset BTN di kredit pemilikan rumah (KPR). Kalau untuk infrastruktur masih kecil. Kami juga akan menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) segmen ini berkisar 2,5%," ujar di Jakarta, Selasa (19/2).
Mahelan belum mau merinci nominal dan pertumbuhan kredit BTN yang disalurkan ke sektor BUMN lantaran laporan keuangan masih dalam proses audit. Berdasarkan laporan keuangan BTN, bank dengan sandi saham BBTN ini menyalurkan kredit senilai Rp 237,75 triliun di 2018. Kredit ini tumbuh 19,48% (yoy) dibandingkan penyaluran kredit pada tahun 2017 senilai Rp 198,99 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News