Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) membawa nama-nama baru ke dalam jajaran manajemen terutama direksi.
Setidaknya ada tiga nama baru yang kini duduk di kursi Direktur, yaitu Pahala Nugraha Mansury sebagai direktur utama, Jasmin sebagai direktur distribution & retail funding serta Setiyo Wibowo yang menjabat sebagai direktur enterprise risk management, big data & analytics.
Baca Juga: BRI Agro gelar RUPSLB, ini hasilnya
Ketiga nama tersebut bila ditelusuri merupakan mantan bankir dari PT Bank Mandiri Tbk. Seperti diketahui, Pahala Mansury ditunjuk sebagai Direktur Utama BTN setelah sebelumnya mantan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Suprajarto mengundurkan diri.
Bila ditelusuri, sebelum ditunjuk sebagai Direktur Utama BTN, Pahala menjabat sebagai Direktur Keuangan di PT Pertamina dan sebelumnya sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk.
Namun, pengalamannya di industri perbankan Tanah Air sudah cukup lama, karirnya sebagai bankir dimulai pada tahun 2003 di Bank Mandiri hingga akhirnya menduduki posisi Direktur di Bank Mandiri pada tahun 2010.
Sementara Jasmin, sebelum berlabuh ke BTN, Ia merupakan Senior Executive Vice President Consumer & Transaction Bank Mandiri. Adapun, Setiyo Wibowo, sempat menjadi Senior Vice President Consumer Deposit Bank Mandiri.
Baca Juga: Rombak manajemen, Pahala Mansury resmi nakhodai Bank BTN
Dalam konferensi persnya, Direktur Keuangan, Perencanaan dan Tresuri BTN Nixon L.P. Napitupulu menjelaskan bahwa Jasmin dan Setiyo Wibowo memang memiliki keahlian di bidang dana pihak ketiga (DPK). Hal ini menurutnya sesuai dengan arah bisnis BTN ke depan yang bakal memfokuskan pada pendanaan melalui DPK terutama ritel.
"Pak Jasmin pengalaman di Tabungan dan Setiyo Wibowo juga, BTN memang sangat serius untuk mendorong DPK terutama di ritel," ujar Nixon di Jakarta, Rabu (27/11).
Bukan tanpa alasan, perseroan memang berencana di tahun 2020 mendatang untuk mengurangi porsi pendanaan dari dana mahal terutama wholesale funding seperti obligasi, bilateral loan dan lain-lain. Hal ini dikarenakan, biaya bunga yang ditawarkan pada instrumen tersebut relatif tinggi.
Menurutnya, dengan fokus ke DPK perseroan bisa terus menurunkan biaya dana alias cost of fund (CoF) hingga ke bawah 6%. "Awal tahun 2020 kami berharap CoF sudah turun ke 5,9%-,5,95%, dan terus bertahap turun sampai akhir tahun," terangnya.
Baca Juga: BNI proyeksikan laba tahun depan bisa naik sampai 17%, ini faktornya
Pun, untuk DPK bank bersandi saham BBTN ini juga akan mendorong simpanan berjangka alias deposito ritel dan mengurangi deposito dari institusi. Sebab, berdasarkan hitung-hitungan, deposito ritel lebih murah 1% dibandingkan deposito institusi.
Meski ada tiga mantan bankir dari Bank Mandiri, RUPSLB BTN juga mengangkat Hirwandi Gafar sebagai Direktur Consumer dan Commercial Lending. Beliau merupakan bankir yang sejak tahun 1996 berkarir di BTN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News