kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dirut Bank Bukopin tepis isu penjualan NPL ke Bank DKI, ini cerita lengkapnya


Senin, 23 Juli 2018 / 15:37 WIB
Dirut Bank Bukopin tepis isu penjualan NPL ke Bank DKI, ini cerita lengkapnya
ILUSTRASI. Direktur Utama Bukopin, Eko R. Gindo


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) menepis isu penjualan kredit bermasalah (NPL) ke Bank DKI.

Sebelumnya beredar isu bahwa Wakil Presiden Jusuf Kalla memanggil Anies Baswedan untuk meminta tolong segera mengambil alih kredit macet Bosowa di Bank Bukopin.

Dalam isu yang beredar ini, Jusuf Kalla meminta sebagian kredit macet tersebut pindah ke Bank DKI. Hal ini disebut sebagai salah satu bagian penyelamatan Bank Bukopin dan pemberesan kredit macet.

Eko Rachmansyah Gindo, Direktur Utama Bank Bukopin memastikan bahwa informasi tersebut adalah tidak benar. "Informasi tersebut hoaks," kata Eko ketika dikonfirmasi kontan.co.id, Senin (23/7).

Menurut Eko, penjualan NPL ke Bank DKI ini tidak masuk akal. Karena industri perbankan merupakan salah satu industri yang mempunyai regulasi tinggi.

Jika info penjualan NPL tersebut benar, maka harusnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah bertindak. Selain itu Eko juga mengatakan tidak ada hubungan bisnis antara wakil presiden Jusuf Kalla dengan Bosowa.

Kalau dibilang JK dan istri Aksa Mahmud pendiri Bosowa masih mempunyai hubungan saudara itu benar. Karena istri Aksa Mahmud adalah adik Jusuf Kalla. Namun antara Bosowa dan Kalla merupakan saingan di bisnis otomotif.

Karena Bosowa mempunyai Bosowa Berlian Motor, diler resmi Mitsubishi di Sulawesi Selatan. Sedangkan Kalla Group merupakan pemegang merek Toyota di Sulawesi Selatan.

Eko bilang sebenernya keluarga Jusuf Kalla memang memiliki fasilitas kredit ke Bank Bukopin. Namun status kredit mereka masih dalam keadaan lancar. Kredit ini diberikan sudah lama yaitu sejak 2006 lalu.

Selain itu, jika benar Bosowa mengintervensi bisnis Bank Bukopin, Eko bilang hal ini tidak akan mudah. Hal ini karena Bosowa hanya memiliki 30% saham, sisanya dimiliki Koperasi Pegawai Bulog 15,9% dan pemerintah RI 11,43%.

Selain itu, Eko bilang manajemen terus berusaha meningkatkan kinerja Bank Bukopin. Hal ini dengan melakukan pembenahan secara internal.

Bank juga melakukan efisiensi sehingga bisa menekan rasio biaya sebesar 70%. Hasilnya pada semester I-2018, profit meningkat cukup tajam atau mencatat laba Rp 300 miliar, kembali on track dibandingkan sebelum adanya restatement laporan keuangan.

Muhammad Rachmat Kaimuddin, Direktur Bank Bukopin juga memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar. "Hoaks itu," jelas Rachmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×