kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Disebut Belum Melek Finansial, Gen-Z Perlu Perkuat Literasi Keuangan dan Tidak FOMO


Sabtu, 16 November 2024 / 21:22 WIB
Disebut Belum Melek Finansial, Gen-Z Perlu Perkuat Literasi Keuangan dan Tidak FOMO
ILUSTRASI. Literasi keuangan


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Arham juga menggarisbawahi pentingnya bagi Gen-Z untuk menetapkan anggaran yang realistis, yang mencerminkan kebutuhan mereka secara jujur tanpa mengikuti gengsi atau keinginan semata.

"Banyak dari Gen-Z mungkin belum memiliki perencanaan yang matang, biasa disebut besar pasak daripada tiang. Untuk itu, kawan-kawan harus tahu pendapatan bersih, kemudian ukur pendapatan dan menyesuaikan pengeluaran. Jangan terlalu banyak keinginan. Prioritaskan kebutuhan, bukan keinginan," tegasnya.

Menurutnya, strategi perencanaan keuangan adalah upaya untuk melakukan perencanaan masa depan, termasuk membangun dana darurat secara terukur dan realistis.

“Dana darurat ini penting sebagai perlindungan dari risiko tak terduga. Buat rekening terpisah untuk dana darurat, agar dana ini tidak tercampur dan sulit nantinya diakses, sehingga bisa dicairkan dengan segera. Lalu buat otomatis transfer untuk dana darurat,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa perencanaan adalah kunci dari semuanya sehingga harus dibuat dengan baik dan benar sesuai kebutuhan.

Endang Tri Santi, Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Serang Raya, menekankan pentingnya literasi bagi Gen Z yang tumbuh di era digital.

Menurutnya, kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan untuk memilah informasi yang valid dari yang menyesatkan, terutama agar generasi ini terhindar dari keputusan finansial yang berisiko.

Baca Juga: Intip 5 Tips Atur Keuangan Bisnis, Keluarga, dan Pribadi dari Bank DBS Indonesia

“Di tengah tsunami informasi saat ini, sikap kritis sangat diperlukan. Kita harus selalu cek data dan verifikasi sumber dengan teliti, karena hal ini akan membantu kita terhindar dari keputusan finansial yang merugikan,” tegasnya.

Santi juga mengingatkan bahaya Fear of Missing Out (FOMO) yang sering kali memicu kebiasaan buruk dalam pengelolaan keuangan.

“FOMO sering mendorong keputusan impulsif yang justru merugikan, seperti membeli barang-barang viral tanpa pertimbangan matang. Kebiasaan ini bisa jadi bumerang karena menumbuhkan dorongan untuk selalu mengikuti arus,” ujarnya.

Ia menasihati agar Gen-Z tidak mudah terpengaruh tren tanpa memahami risikonya dan lebih selektif dalam membuat keputusan keuangan.

Lebih jauh, Santi mengajak generasi muda untuk memanfaatkan teknologi secara produktif dan positif. Menurutnya, era digital harus dimanfaatkan dengan literasi yang baik, bukan hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai kreator yang dapat menghasilkan produk sendiri.

“Mari manfaatkan era digital untuk menjadi lebih kreatif dan produktif,” tambahnya, menggarisbawahi bahwa literasi yang baik bisa membuka banyak peluang bagi Gen-Z untuk berkarya.

Selanjutnya: The Westin Surabaya Siapkan Konser Chrisye untuk Sambut Tahun Baru 2025

Menarik Dibaca: The Westin Surabaya Siapkan Konser Chrisye untuk Sambut Tahun Baru 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×