Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Lamgiat Siringoringo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech lending Investree dikabarkan sedang mengincar Bank Amar. Meski CEO sekaligus Co-founder Investree Adrian Gunadi menampik kabar itu, namun harga saham Bank Amar ikut melonjak, seolah senang dengan kabar itu. Dalam penutupan perdagangan Senin kemarin, harga Amar di 530, naik 25%.
Bank Amar sendiri tak membenarkan maupun membantah ada niat dari Investree ini. Namun Bank Amar membenarkan adanya minat dari beberapa calon investor mengingat saat ini sedang dalam proses pendaftaran rights issue dan prospektusnya akan segera diumumkan ke publik.
“Sejauh ini kami menerima banyak minat dari beberapa calon investor karena rights issue nanti untuk pemenuhan persyaratan modal inti minimum demi menghadirkan inovasi yang dapat meningkatkan dan memperkuat ekosistem digital kami,” ujar President Director Amar Bank, Vishal Tulsian dalam pernyataan tertulisnya kepada KONTAN.
Vishal pun bilang pihaknya selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui teknologi dan menjangkau mereka yang belum memiliki rekening dan kurang terlayani.
Memang, Bank Amar sedang berencana untuk melakukan right issue yang sudah mendapat restu dari pemegang saham melalui RUPSLB tanggal 12 November lalu. Rencananya, Bank Amar akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 20 miliar saham dengan nilai nominal Rp.100,00 per lembar.
CEO sekaligus Co-founder Investree Adrian Gunadi pun menampik kabar tersebut ketika dimintai konfirmasi. Ia bilang pihaknya sudah terbiasa digosipkan sedang berencana untuk mengakuisisi bank.
“Gosip itu. Minggu lalu gosipnya Bank Ganesha. Semua bank buku 1 bisa digosipin,” ujar Adrian kepada KONTAN, Senin (13/12).
Adrian pun bilang bahwa saat ini kerjasama Investree dengan perbankan masih sebatas mitra channeling. Memang, Bank Amar pernah menjadi lender insititusi Investree untuk memberikan fasilitas kredit.
Ditanya terkait minat Investree untuk masuk ke sektor perbankan, Adrian pun tak membantah maupun mengiyakan keinginan tersebut.
“Kita fokus channeling dan kerjasama strategis dengan bank sambil mempelajari landscape dan regulasi digital banking,” imbuh Adrian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News