kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditopang DPK, aset BNI tumbuh di atas rata-rata industri


Senin, 14 Oktober 2019 / 20:59 WIB
Ditopang DPK, aset BNI tumbuh di atas rata-rata industri
ILUSTRASI. Costumer Service melayani nasabah di Bank BNI Cabang Jakarta Pusat, Selasa (2/10).


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyatakan hingga Agustus 2019 pertumbuhan aset BNI masih sebesar 11,5% secara year on year (yoy). Realisasi tersebut menurut Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta berada di atas rata-rata industri yang sebesar 8,7% secara yoy maupun bank pesaing BNI di BUKU IV.

Pihaknya menjelaskan, faktor pendorong pertumbuhan aset tersebut tak lain dari dana pihak ketiga (DPK) perseroan yang dapat tumbuh 9,5% yoy. Masih cukup besarnya kenaikan DPK di tengah perlambatan industri tersebut, diakui Herry membantu pertumbuhan kredit BNI sebesar 19,7% yoy.

Baca Juga: Sempat lesu, Mandiri optimistis aset masih bisa naik 13%-15% hingga akhir tahun

"Selain di-support DPK, pertumbuhan aset BNI tersebut juga di-support dari funding non konvensional antara lain berupa deposit from other bank dan liabilitas repo serta pinjaman bilateral seperti bankers acceptance mengoptimalkan outlet Overseas BNI untuk mendukung ekspansi bisnis," terang Herry kepada Kontan.co.id, Senin (14/10) malam.

Kendati demikian, bank berlogo 46 ini mengakui di sisa tahun 2019 ini kondisi ekonomi masih penuh tantangan. Terutama dari sisi likuiditas. 

Namun, BNI optimistis aset tetap dapat tumbuh lebih kencang dibanding tahun lalu dan sejalan dengan industri.

Secara khusus terkait ekspansi kredit, BNI menargetkan pada akhir 2019 tumbuh dengan risiko terukur di kisaran 13%-15%. 

Baca Juga: 53,23% aset bank di Tanah Air dikuasai oleh enam bank

"Hal ini ditopang pengelolaan likuiditas pendanaan yang optimal dengan meningkatkan CASA untuk kurangi tekanan terhadap NIM (net interest margin)," sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×