kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

53,23% aset bank di Tanah Air dikuasai oleh enam bank


Senin, 14 Oktober 2019 / 19:21 WIB
53,23% aset bank di Tanah Air dikuasai oleh enam bank
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Bank BNI Jakarta, (12/7).


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan aset perbankan di Tanah Air masih didominasi sebagian besar oleh bank besar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Statistik Perbankan Indonesia (SPI) mencatat, per Juli 2019 total aset kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) IV dengan modal di atas Rp 30 triliun sudah mencapai 4.396,67 triliun.

Jumlah tersebut setidaknya mewakili sekitar 53,23% total aset perbankan secara industri yang mencapai Rp 8.258,88 triliun pada periode akhir Juli 2019. Porsi tersebut melompat dari tahun sebelumnya yang baru sebesar 50,12%. Peningkatan aset BUKU IV secara industri disebabkan oleh masuknya PT Bank Panin Tbk ke BUKU IV.

Catatan saja, hingga akhir Agustus 2019 lalu Bank Panin mencatat total asetnya sudah mencapai Rp 193,2 triliun (unaudited). Masuknya Bank Panin ke kelompok BUKU IV makin memperkuat dominasi bank kelas kakap di Indonesia.

Terbukti, BUKU IV yang terdiri dari enam bank yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank CIMB Niaga Tbk dan Bank Panin melesat naik 15,5% secara year on year (yoy) per Juli 2019.

Baca Juga: Kredit melambat, bank pacu bisnis wealth management

Pertumbuhan tersebut praktis melampaui pertumbuhan aset secara industri yang hanya naik 8,74% secara tahunan.

Kendati demikian, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya tak yakin aset perbankan masih bisa tumbuh dua digit di akhir 2019. Hal ini tentu tidak terlepas dari perlambatan laju kredit yang menerpa industri perbankan.

"Aset itu berkembang dari dua faktor, pertama DPK (dana pihak ketiga) dan laba," katanya saat ditemui di Jakarta, Senin (14/10). 

Nah, menurut Jahja sampai saat ini pertumbuhan DPK secara industri masih terbilang seret. Walau sudah mengalami perbaikan dibandingkan pertengahan tahun 2019.

Dus, BCA memandang pada akhir tahun ini aset BCA hanya akan tumbuh satu digit saja. "Rasanya kalau total aset tumbuh double digit, berat juga," lanjutnya. 

Sampai saat ini pertumbuhan aset di BCA masih di kisaran 7%.

Ruang peningkatannya menurut Jahja bisa mencapai 9%, maksimal 10% di akhir tahun. Tentunya dengan asumsi pertumbuhan kredit berada pada level yang seimbang. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×