kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,45   0,83%
  • KOMPAS100 1.107   11,93   1,09%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   1,25   0,57%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,59   1,05%
  • IDX80 127   1,36   1,08%
  • IDXV30 135   0,76   0,57%
  • IDXQ30 149   1,76   1,20%

Ditopang Pembiayaan, Aset Bank Syariah Makin Gemuk


Senin, 04 April 2022 / 16:01 WIB
Ditopang Pembiayaan, Aset Bank Syariah Makin Gemuk
ILUSTRASI. Petugas melayani transaksi nasabah di Bank Syariah Indonesia cabang Pondok Gede Bekasi, Jawa Barat. Ditopang Pembiayaan, Aset Bank Syariah Makin Gemuk


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bisnis perbankan syariah tetap tumbuh meski menghadapi pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari pertumbuhan aset Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) pada 2021. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, aset perbankan syariah mencapai Rp 676,73 triliun, naik 13,93% year on year (yoy) pada Desember 2021. Mayoritas aset berasal dari kontribusi bank umum syariah yakni sebesar Rp 441,78 triliun.

Meningkatnya jumlah aset sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan industri. Tercatat, pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah mencapai Rp 409,87 triliun, naik 6,75% yoy pada tahun lalu. 

Keberhasilan industri juga dirasakan sejumlah pemain. Misalnya saja, aset UUS Bank Permata mencapai Rp 28,36 triliun, atau naik 14,67% yoy pada 2021. Sejalan dengan itu, pembiayaan perusahaan juga tumbuh 12,99% yoy mencapai Rp 16,53 triliun. 

Baca Juga: Ungguli Obligasi Pemerintah, Simak Prospek Kinerja Obligasi Korporasi Tahun Ini

Dengan realisasi itu, perusahaan optimistis menatap tahun 2022. Direktur Unit Usaha Syariah PermataBank, Herwin Bustaman yakin aset perusahaan bisa tumbuh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. 

"Target (aset) kami, tumbuh sejalan dengan industri di kisaran 15%," kata Herwin, Senin (4/4).

Untuk mencapai target tersebut beberapa strategi telah dipersiapkan. Diantaranya, dengan fokus pada pembiayaan di sektor korporasi, kredit pemilikan rumah (KPR) dan Small Medium Enterprises (SME) pada 2022. 

Aset Bjb Syariah juga naik 16,6% yoy menjadi Rp 10,36 triliun pada 2021. Hal ini seiring dengan pembiayaan yang mencapai Rp 6,43 triliun pada akhir 2021, tumbuh 11,33% dari tahun sebelumnya Rp 5,77 triliun. 

Pembiayaan di sektor produktif tumbuh sebesar 14% pada 2021, melalui pembiayaan modal kerja dan investasi. Sementara itu pembiayaan sektor konsumsi tumbuh secara terukur dengan risiko yang terjaga. 

Baca Juga: Enam Surat Utang Tercatat Pekan Ini, Nilai Emisi 2022 Mencapai Rp 38,74 Triliun

Direktur Utama BJB Syariah, Indra Falatehan, menjelaskan, pihaknya selalu mengingat posisi strategis perseroan sebagai agen pembangunan di daerah, sekaligus menjalankan peran sentral dalam menggerakkan ekonomi umat. 

“Bagi kami, dua tugas utama ini merupakan peluang sekaligus panggilan. Bersama induk (Bank BJB), kami harus menjadi motor pembangunan di Jawa Barat dan di saat yang terus meningkatkan partisipasi dalam memajukan serta memberdayakan ekonomi umat,” katanya.  



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×