Reporter: Maria Nugu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kantor cabang bank yang semakin melambat, agen bank menjadi instrumen penting dalam pemerataan akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal.
Meski data menunjukkan 55,3% orang dewasa di Indonesia telah memiliki akun di lembaga keuangan formal dan sebanyak 70,3% penduduk dewasa terlayani finansialnya, pemerataan akses keuangan terhadap layanan keuangan bank tetap diperlukan agar kesejahteraan masyarakat benar-benar terwujud.
Baca Juga: Bank BPTN mulai menawarkan obligasi Rp 1 triliun pada hari ini
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir mengatakan dalam rilisnya Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) mendorong peran agen agar lebih agresif melayani masyarakat.
"Keberadaan agen itu menekan biaya layanan bagi para nasabah. Masyarakat harus bisa mengakses layanan dan produk keuangan formal yang mudah, nyaman dan terjangkau," jelas Iskandar (19/11).
Boston Consulting Group (BCG) dan Microsave Indonesia menemukan volume transaksi median di agen bank per harinya hanya sekitar empat transaksi. Kondisi ini mengkhawatirkan ke depannya semakin banyak agen bank yang tidak mengelola layanannya, maka keuangan inklusif hanya tinggal cerita.
Baca Juga: IHSG masih menguat di tengah pelemahan bursa Asia
Iskandar juga menegaskan perlu adanya perhatian lebih dari sektor terkait kepada agen-agen bank yang telah membantu memperluas jangkauan kantor cabang bank khususnya kepada masyarakat unbanked di daerah pedesaan dan perbatasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
