Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
"Jadi sekarang perseroan arahnya akan ke green resources. Jadi mungkin batu bara ini ya pelan-pelan agak dikurangi tapi bukan berarti kami tidak komitmen terhadap batubara, karena klien-klien kami pun ada di sektor ini,” katanya.
Citigroup memang berkomitmen secara global untuk menyalurkan kredit ke segmen ESG sebesar US$ 1 triliun sampai tahun 2030, di mana per Desember 2022 total pembiayaan ke sektor ESG sudah mencapai US$ 348,5 miliar.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga telah membatasi kredit ke sektor tambang. Hingga Juni 2023 tercatat alokasi kredit untuk sektor mining mencapai Rp 38,09 triliun atau setara dengan 6,33% dari total portofolio kredit. Porsi tersebut turun dari akhir Desember 2022 yang sebesar 6,61%.
Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan menilai, penyebab mulai berkurangnya pendanaan ke sektor batubara tidak terlepas dari isu ESG dan perubahan iklim yang membuat bank untuk mengurangi porsi pembiayaan ke sektor yang dianggap rentan terhadap perubahan iklim atau kurang ramah ESG.
"Tren ke depan pembiayaan ke sektor batubara akan berkurang sesuai proporsinya namun kembali lagi bila kebutuhan batubara global kembali meningkat seiring dengan krisis energi akibat perang Rusia dan Ukraina," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News