Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai salah satu grup keuangan yang fokus pada sektor otomotif, MUFG Group menilai pembiayaan kendaraan listrik tetap prospektif. Mengingat, sektor tersebut masih dalam adopsi tahap awal.
Executive Officer, Country Head of Indonesia MUFG Bank Ltd Kazushige Nakajima melihat kendaraan listrik di Indonesia memang belum maksimal. Oleh karenanya, penetrasinya terbilang cukup lambat.
"Ini tidak hanya terjadi di Indonesia tapi termasuk di Jepang, kendaraan listrik masih dalam tahap awal," ujarnya dalam Exclusive Interview MUFG Grup, Kamis (15/2).
Baca Juga: Danamon Targetkan Ajang IIMS 2024 Menyumbang 20% Pertumbuhan Nasabah Tahun Ini
Menurutnya, perlu ada dukungan yang kuat dalam bentuk ekosistem agar permintaan kredit kendaraam listrik bisa meningkat. Misalnya, mulai dari suku cadang hingga proses pemasaran yang lebih luas.
Ia menilai penjualan kendaraan listrik saat ini masih terbilang kecil. Padahal, perbankan sendiri sudah siap untik mendukung pembiayaan kendaraan listrik.
Cucu perusahaan MUFG Bank, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mencatat pembiayaan kendaraan listrik sepanjang 2023 baru senilai Rp 189 miliar. Nilainya tumbuh dari tahun 2022 yang hanya senilai Rp 29,6 milar.
Secara rinci, jumlah kendaraan listrik yang dibiayai Adira Finance mencapai 4.319 unit. Motor listrik tetap mendominasi dengan jumlah mencapai 3.967 unit.
Direktur Utama Adira Finance Dewa Made Susila menyebutkan ada beberapa tantangan yang masih membayangi permintaan kendaraan listrik. Utamanya, harga yang tergolong tinggi.
Baca Juga: Adira Finance Bakal Hadir Lebih Meriah di IIMS 2024
Hal tersebut membuat konsumen kendaraan listrik berasal dari kalangan atas. Alhasil, kebanyakan nasabah tersebut membeli kendaraan listrik secara cash.
"Kendaraan listrik di Adira Finance masih disamakan dengan pembiayaan mobil konvensional. Kalau sudah ramai, baru nanti fasilitas kredit disesuaikan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News