kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Dorong SDM Tumbuh, Indonesian AID Jalin Kerja Sama dengan Negara Sahabat


Rabu, 09 Juli 2025 / 14:59 WIB
Dorong SDM Tumbuh, Indonesian AID Jalin Kerja Sama dengan Negara Sahabat
ILUSTRASI. Kontan - Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kilas Online


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Indonesia terus mengembangkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, pemerintah memberikan mandat kepada Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional atau Indonesian AID untuk memberikan dukungan kerja sama pembangunan internasional ke berbagai negara sahabat.

Langkah ini dinilai positif oleh kalangan akademisi. Menurut Kepala Departemen Hubungan Internasional Universitas Andalas Dr. Apriwan, strategi pemerintah itu merupakan strategi pemerintah untuk membuka diplomasi dengan negara lain.

“Langkah ini bukanlah sekedar aksi filantropi, melainkan bagian dari strategi besar diplomasi yang dijalankan pemerintahan Prabowo-Gibran,” jelas Dr. Apriwan.

Diplomasi pembangunan ini sejalan dengan Asta Cita yang terdiri dari delapan misi utama pemerintahan baru. Salah satu yang paling relevan yaitu penguatan sistem pertahanan dan kemandirian bangsa. Hal ini mampu menjaga hubungan Indonesia dengan negara lain tetap kondusif. Sejalan dengan itu, Dr. Apriwan menjelaskan diplomasi melalui Indonesian AID merupakan salah satu bagian dari ekosistem strategis dalam membangun SDM dan ekonomi yang berkelanjutan . Lebih lanjut, hubungan diplomasi juga memperkuat pengaruhnya sebagai negara emerging power yang ikut aktif di forum regional maupun internasional seperti ASEAN, G20, dan yang terbaru adalah bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS.

Dari sektor ekonomi, Dr. Apriwan menilai Indonesian AID berperan dalam menjaga kepentingan nasional Indonesia di luar negeri melalui berbagai kerja sama pembangunan. Sebagai contoh, pemberian dukungan kerja sama pembangunan kepada sejumlah negara di Kawasan Asia, Pasifik, dan Afrika, memperkuat pengaruh dan hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara di kawasan tersebut.

Kerja sama yang dilakukan Indonesia berupa peningkatan kualitas SDM melalui berbagai pelatihan dan beasiswa, infrastruktur, serta berbagai kerja sama seperti di bidang kesehatan hingga ketahanan pangan.

Tidak hanya memberi manfaat ke negara mitra, Dr. Apriwan mengatakan Indonesian AID ikut bisa membuka jalan diplomasi ekonomi dan perdagangan Indonesia lebih luas. Sehingga, terjadi transfer ilmu pengetahuan bagi kepentingan negara.

“Menariknya, diplomasi pembangunan ini ternyata memiliki dampak positif ke dalam negeri. Ketika Indonesia memperkuat kerja sama teknologi, kesehatan, pangan, dan energi dengan negara mitra melalui Indonesian AID, secara tidak langsung kita juga membangun ketahanan nasional di sektor-sektor tersebut.” terang Apriwan.

Sementara itu, Direktur Utama Indonesian AID Dalyono memaparkan, Indonesian AID berharap upaya kerja sama pembangunan di berbagai sektor berdampak positif bagi pelaku usaha dalam penetrasi pasar potensial, mendorong peningkatan ekspor, meningkatkan penggunaan produk dan teknologi Indonesia untuk bisa masuk ke negara-negara berkembang seperti di Asia, Pasifik, dan Afrika semakin terbuka.

“Sebagai contoh adalah pendanaan untuk dukungan hibah vaksin Pentavalent produksi Biofarma ke Nigeria. Program ini diharapkan membuka pasar dan jejaring Biofarma di Kawasan Afrika. Demikian juga dengan pendanaan kegiatan pelatihan dan hibah produk dan teknologi Inseminasi Buatan produksi Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari yang kini telah merambah ke berbagai negara di Afrika,” ungkap Dalyono.

Tak hanya itu, inisiasi program pengembangan SDM berupa pelatihan dan beasiswa The Indonesian AID Scholarship yang diberikan kepada calon pemimpin dari negara-negara sahabat juga diharapkan mampu menambah jejaring global yang memiliki kedekatan intelektual dengan Indonesia. Dalyono melanjutkan, inisiasi program yang diberikan merupakan bentuk soft power yang kuat. Bagi Indonesia sendiri, program ini tentu menambah environment internasional, mendorong perguruan tinggi dan para expertise Indonesia dalam meningkatkan reputasi dan bersaing di kancah global.

Melalui penguatan diplomasi politik, ekonomi, sosial budaya yang dilakukan oleh Indonesian AID, Indonesia berupaya menempatkan diri sebagai mitra strategis yang setara. “Di tengah arah baru diplomasi Prabowo–Gibran yang menjadikan Asta Cita sebagai acuan, peran Indonesian AID memberi makna baru bahwa kolaborasi dan kerja sama pembangunan internasional bisa menjadi strategi geopolitik yang kuat, dan bahwa kemandirian selain dibangun di dalam negeri juga dibangun melalui jejaring solidaritas global,” tambah Dalyono.

Senada, Chief Economist Permata Bank Josua Pardede mengatakan, Indonesia AID mampu membuka diplomasi tangan di atas atau diplomasi bantuan. Artinya, Indonesia dapat memanfaatkan peluang strategis dalam merangkul hubungan internasional serta memperkuat ekonomi domestik.

Melalui Indonesia AID, pemerintah juga dapat mengelola dana abadi lebih maksimal dengan menempatkannya dalam bentuk SBN atau obligasi korporasi. Menurut Josua, penempatan dana ke instrumen investasi bisa menambah fiskal untuk menjalankan program pemerintah. Lebih lanjut, cara ini juga memberikan peluang ekonomi melalui ekspansi pasar internasional.

“Misalnya, kerja sama dengan negara-negara berkembang yang berfokus pada kewirausahaan, UMKM, manajemen bencana, sektor perikanan, pertanian, pariwisata, hingga kesehatan secara tidak langsung turut mendorong sektor-sektor tersebut di dalam negeri,” tambah Josua.

Sebagai contoh, Josua menilai UMKM Indonesia selama ini menjadi salah satu tumpuan ekonomi nasional yang mampu menyejahterakan masyarakat. Oleh karenanya, perlu program yang inklusif agar produk lokal dapat bersaing secara global.

Lewat Indonesian AID, UMKM dapat berkembang dan tumbuh lewat ekspor. Selain itu, ekonomi digital juga perlu didongkrak guna memberi multiplier effect bagi perekonomian Indonesia.

“Sektor ini memiliki multiplier effect yang tinggi bagi perekonomian dan juga selaras dengan perkembangan global. Indonesia yang telah mencapai pasar ekonomi digital sebesar USD 24 miliar dan diproyeksikan mencapai USD 100 miliar pada 2025 perlu terus mendorong sektor ekonomi digital,” pungkas Josua.

Selanjutnya: Unitlink Saham Prudential Cetak Return 17,13% per Juni 2025, Simak Strateginya

Menarik Dibaca: 4 Zodiak Wanita Paling Sensual, Inilah Gaya Cinta Mereka!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×